Strategi Dakwah Islam Millenial via Media Sosial

 Strategi Dakwah Islam Millenial  via Media Sosial

Mirtha Sari

1708016016

Biologi 4

sumber: darus.id


Abstrak-Terdapat banyak contoh yang berdasarkan modernitas teknologi namun, yang lebih mempengaruhi kehidupan (dan terutamanya pemikiran dan pandangan) masyarakat dan umat Islam pada zaman ini adalah media sosial. Jika pada beberapa periode sebelumnya, media sosial menggunakan Koran, radio, televisi, telegram dan peralatan sederhana lainnya, maka zaman sekarang telah diubah menjadi lebih mudah dengan teknologi. Akibat yang paling dikhawatirkan adalah, media sosial tersebut akan lebih cenderung sebagai alat untuk melancarkan berbagai pemikiran-pemikiran yang nantinya sangat tidak relevan, dan merusak tatanan kehidupan yang sesuai dengan hukum, ajaran agama dan norma yang berlaku.Oleh karenanya, semestinya kita lebih mengetahui batasan-batasan yang seharusnya dalam bermedia sosial tersebut, agar masyarakat dan umat kita nantinya tidak terjerumus lebih dalam lagi terhadap hal-hal yang bersifat provokatif, ambigu, rancu, dan semua hal yang berujung pada kerusakan akhlaq dan pemikiran masyarakat.

Kata kunci: media, sosial, Islam, teknologi informasi

PENDAHULUAN

Pendahuluan

Media sosial menghilangkan batasan manusia dalam bersosialisasi. Batasan waktu dan ruang menjadi tidak berpengaruh. Media sosial memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain di manapun mereka berada dan kapanpun, tanpa merisaukan seberapa jauh jarak di antar mereka dan tidak terpengaruh waktu (siang ataupun malam).

Media sosial memberi dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang asalnya “tidak dikenal” bisa seketika menjadi tenar dengan media sosial, begitu pun sebaliknya, orang “hebat” dalam sekejap bisa menjadi “tak bernilai” oleh kekuatan media sosial.

 sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user generated content (Kaplan, Andreas M, Michael Haenlein: 2010). Media sosial dapat memberi manfaat besar bila kita dapat mempergunakannya.Terkait dengan aktivitas dakwah, da’i juga dapat dimanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah. Pemahaman terhadap karakteristik pengguna media dan kepentingan mereka (baik yang disadari atau tidak) dapat dikembangkan prinsip berdakwah via media sosial. Hal tersebut karena media sosial dapat menjadikan setiap orang untuk mejadi komunikator massa. Setiap individu bisa menjadi narasumber maupun menjadi da’i tanpa harus melalui media televisi, radio maupun media cetak.

Karakteristik media sosial yang terbuka dan masif menjadikan media ini bisa digunakan untuk sarana kebaikan dan bisa pula untuk sarana kejahatan. Media sosial dapat menyajikan informasi yang benar dan dapat pula yang tidak benar. Hal ini dikarenakan informasi yang disajikan kadang dimaksudkan untuk kebaikan bersama namun ada pula yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan pribadi melalui fasilitas media sosial.Keadaan tersebut menjadikan pengguna media sosial akan memilih sendiri sajian bacaan di media sosial. Mereka akan cenderung memilih mengikuti informasi yang cocok, meski kadang belum tentu baik dan benar. Memahami karakteristik pengguna media sosial menjadi penting dalam mengembangkan dakwah via media sosial ini. Da’i dapat membawa pada interaksi yang efektif dengan memahami kepentingan mereka dalam beraktivitas di media sosial dapat memberikan arah pendekatan dakwah dan sekaligus materi dakwah yang hendak disampaikan.

Pada prinsipnya dakwah merupakan aktivitas mengubah sasaran dakwah agar mengikuti dan menjalankan ajaran Islam. Ajakan ini dilakukan dengan mendekati sasaran sesuai dengan karakteristik mereka dan kecenderungan mereka. Ketika kita menggunakan suatu media, maka jensi media dan karakter komunitas pengguna media perlu difahami, sebab perbedaan kultur pengguna mempengaruhi kekuatan efek penggunaan media sosial (McGarth, 2009).

Terdapat penjelasan tentang mengapa orang menggunakan media sosial. Penjelasan ini dapat menjadi acuan untuk membahas masalah dakwah via media sosial. Model ini menjelaskan bahwa aktivitas penggunaan edia sosial diawali dengan ketersediaan software, hardware dan kemampuan menggunakan. Ketersediaan fasilitas memunculkan faktor kemudahan menggunakan dan faktor manfaat. Faktor manfaat (perceived usefulness) merujuk pada sejauh mana individu itu percaya bahwa menggunakan suatu perangkat sistem akan meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (Davis, 1989). Berdasar pemahaman tersebut, dimensi kemanfaatan dapat dilihat dari segi meningkatkan produktivitas dan menjadikan kerja lebih efektif (tentunya dalam pandangan subjektif pengguna).

Kegiatan dakwah menjadi hal yang sangat mendasar dalam Islam. Dakwah dapat disampaikan melalui berbagai cara dan berbagai media. Salah satu diantaranya adalah melalui media sosial.di zaman sekarang media sosial telah menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar. Seperti yang diketahui bersama bahwa aplikasi aplikasi media sosial sudah menjadi gajian yang tidak terpisahkan dari alat komunikasi. kini dengan semakin luas tepat dan lebarnya koneksi internet konsumen semakin dimudahkan dalam mengakses aplikasi media sosial.

Pembahasan

A. Pengertian Dakwah

jika ditinjau dari segi bahasa dakwah berasal dari bahasa Arab berupa isim masdaryang berasal dari fi'il atau kata kerja yang artinya memanggil mengajak atau menyeru kemudian menjadi dakwah yang berarti seruan panggilan dan ajakan. (Haryanto, 2015). sedangkan secara istilah para ahli ilmu dakwah memberikan pendapat yang beraneka ragam dalam mendefinisikan nya.

dari berbagai definisi dakwah dapat ditarik benang merah bahwa secara mendasar dakwah mengandung dua pengertian yang pertama dakwah yang ditujukan kepada seluruh umat manusia di dunia tanpa terkecuali. Kedua dakwah yang ditunjukkan khusus bagi umat Islam.namun pada hakikatnya nya dakwah merupakan segala usaha manusia yang dilakukan secara sadar dan terencana baik dalam bentuk lisan, tulisan, dan sebagainya dalam rangka mengajak untuk beramar ma'ruf nahi mungkar dengan tanpa adanya unsur paksaan.

dakwah sangat dianjurkan dalam Islam sebagai pelaksanaan prinsip Amar ma'ruf nahi mungkar.umat Islam diperintahkan untuk menyebarkan pesan kebaikan atau pesan ma'ruf dan tidak boleh berdiam diri ketika melihat kemungkaran.hanya saja dalam praktiknya semua dijalankan dalam koridor yang bijaksana sehingga usaha Amar ma'ruf terealisasi dengan baik dan pencegahan kemungkaran pun tak menimbulkan kemungkaran baru lantaran tidak dijalankan dengan cara-cara yang mungkar.sederhananya Amar ma'ruf harus dilakukan dengan cara yang ma'ruf dan nahi mungkar pun juga harus dilakukan dengan cara yang ma'ruf. (Khoiron, 2016)

B. Media Sosial

media sosial merupakan sebuah media online dimana para penggunanya melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi berpartisipasi dan menciptakan konten blog jejaring sosial dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang semakin canggih.pada saat ini jejaring sosial blog dan Wiki merupakan media sosial yang paling banyak digunakan untuk tumbuh pesat di antara yang lainnya. (Mulyati, 2014)

Karakteristik Pengguna Media Sosial, Terdapat penjelasan tentang mengapa orang menggunakan media sosial. Penjelasan ini dapat menjadi acuan untuk membahas masalah dakwah via media sosial. Model ini menjelaskan bahwa aktivitas penggunaan edia sosial diawali dengan ketersediaan software, hardware dan kemampuan menggunakan. Ketersediaan fasilitas memunculkan faktor kemudahan menggunakan dan faktor manfaat. Faktor manfaat (perceived usefulness) merujuk pada sejauh mana individu itu percaya bahwa menggunakan suatu perangkat sistem akan meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (Davis, 1989). Berdasar pemahaman tersebut, dimensi kemanfaatan dapat dilihat dari segi meningkatkan produktivitas dan menjadikan kerja lebih efektif (tentunya dalam pandangan subjektif pengguna). Akibat dari semua itu adalah terbentuknya jaringan antar pribadi dan sosial (interpersonal and social network). Jaringan antar pribadi dan sosial merujuk pada penggunaan media sosial sebagai media komunikasi, sosialisasi atau pergulan antara keluarga, saudara, sejawat, teman, tokoh politik maupun selebriti (Park, 2009). Pada gilirannya semua itu akan mempengaruhi kehidupan penggunanya dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip Mengubah Sasaran Dakwah via Media Sosial: Paling tidak terdapat dua hal yang bida menjadi dasar prinsip pembentukan. Pertama, gunakan kekuatan sosial (komunitas sosial, kredibilitas atau sumber kekuatan lainnya) untuk mendapatkan penerimaan materi pesan dan yang kedua memberi dorongan untuk berubah dengan persuasi yang sukup menggerakkan motivasi namun tidak memberi tekanan psikologis.Kedua hal tersebut diimplementasikan dalam dua bentuk prinsip dakwah via media sosial. Pertama, materi perlu disampaikan dengan merujuk pada sumber nash asli (ayat dalam Al Quran dengan menyebut surat dan ayatnya dan haditsdengan menyebut rawi hadits beserta nomor urut dari kitab kumpulan hadits tersebut). Materi disampaikan secara lugas dan tidak terlalu bantak memasukkan opini da’i. pengembangan materi dilakukan dalam bentuk mengkaitkan ayat atau hadits dengan fenomena di sekitar sasaran dakwah.Bagi sasaran dakwah dengan tipe elaborasi tinggi, hal ini bisa cukup diterima dikarenakan da’i menyampaikan dengan lebih sedikit menyertakan pertimbangan logika nalar penyampai pesan. Hal tersebut dapat menghindari terjadinya keraguan sasaran dakwah tipe ini dikarenakan materi yang disampaikan terhindar dari kerentanan untuk didebat atau ditentang. Bagi sasaran dakwah dengan tipe ekaborasi rendah, kehadiran materi pesan yang disampaikan dengan mengungkap sumber asli secara elngkap cukup dapat memberi informasi bahwa materi yang disampaiakn cukup kredibel. Dikarenakan penerimaan pesan dan penyerapannnya tergantung pada kunci persuasi, maka sumber informasi yang berkualitas dapat membantu memberikan dukungan agar materi dapat diterima sasaran dakwah tipe elaborasi rendah ini. Kedua, cukup dorong sasaran dengan motivasiuntuk berbuat. Artinya memberi dorongan untuk berubah pada sasaran dakwah cukup dengan persuasi yang bisa menggerakkan motivasi namun tidak memberi tekanan psikologis pada sasaran dakwah. Secara teoritis, makin kuat tekanan yang mendorong seseorang untuk berbuat yang bertentang dengan sikap awalnya (di luar batas yang dibutuhkan untuk menimbulkan dorongan berperilaku) maka akan makin sedikitlah perubahan yang terjadi.

 

 Kesimpulan

1. Sasaran dakwah via media sosial memiliki kultur membaca secara cepat dan lebih cenderung memilih bacaan yang memiliki kekuatan interaksi dengan mereka.

2. Faktor manfaat bacaan yang sesuai dengan kepentingan pembaca menjadi hal yang harus diperhatikan da’I penyusun esan dakwah.

3. Materipesan dakwha perlu disampaikan secara lugas dan ringkas.4. Pencantuman sumber rujukan pesan dakwah, terutama penyebutan ayat dalam Al Quran yang dirujuk atau rawi hadits beserta nomor urut dari kitab hadits yang dirujuk, menjadi hal penting dalam penyampaian pesan dakwah via media sosial.

Daftar Pustaka

Azwar, Syaifudin. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1998.Berhm, S.S & Kassin, S.M. Social Psychology. Boston Houghton Mifflin Company, 1990.Davis, F.D. Perceived Usefulness (1989), Perceived Easy of Use and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13 (3): 319 – 340.

Faiz, Fahruddin. 2015. Hermenutika Al-Quran: Tema-Tema Kontroversial, Yogyakarta: KALIMEDIA.

Hitti, Philip K. 2014. History of the Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Jumantoro, Totok. 2001. Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan Yang Qurani, Wonosobo: Amzah.Kaplan, A.M. & Muchael Haenlein (2010), Users of the world, unite! The challenges and opportunities of social media. Bussines Horizons, 53 (1): 59 – 68.

Muhyidin, Asep dan Agus Ahmad Safei, 2002. Metode Pengembangan Dakwah, Bandung: Pustaka Setia.

Mulyati, Ani. Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kementerian Perdagangan RI, Jakarta: Pusat Humas Kementerian Perdagangan, 2014.Park, S.Y (2009), An analysis of the technology acceptance model in understanding university students’ behavioral intention to use e-learning. Ducational Technology & Society, 12 (2), 150 -162.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi, Bandung: Rosda.Secord, P.F. & Backman, C.W. Social Psychology. New York: McGraw-Hill Book Company, 1964.

Sanwar, M. Aminuddin. 1986. Pengantar Ilmu Dakwah.Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.Shaleh, Abd. Rosyad. 1977. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang.Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ikhlas.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama