Peran Ibnu Battutah Dalam Sejarah Perkembangan Geografi di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Geografi berkembang sangat pesat dan menjadi ilmu interdisipliner. Misalnya, ketika merencanakan proyek pembangunan untuk memilih lokasi pemukiman, geografi memberikan dukungan kuat untuk kesesuaian lokasi lokasi pemukiman. Dengan demikian, geografi mengkaji tidak hanya aspek fisik suatu wilayah, tetapi juga aspek manusia, budaya dan lingkungannya.Geografi Indonesia dibawa kepada kita oleh ilmuwan Belanda yang melakukan penelitian Belanda.Juga dikenal sejak Pendudukan Belanda, Timur Belanda Hindia. Istilah geografis yang digunakan adalah Aardrijskunde, sama seperti di Belanda. Pada awalnya perkembangan geografi mengikuti perkembangan geografi Belanda dan terus berkembang pesat dengan semakin banyaknya ahli geografi Belanda yang melakukan penelitian di Indonesia. Penggunaan istilah Aardrijskunde di sekolah-sekolah Indonesia cukup lama dan berakhir ketika Belanda meninggalkan Indonesia dan digantikan oleh Jepang.Dan juga ada kaitan antara sejarah perkembangan geografi Indonesia dengan perjalanan Ibnu Battutah.

  

B. Rumusan Masalah

a.Apa yang menjadi hubungan sejarah perkembangan geografi dengan kisah perjalanan Ibnu Battutah ?

b.Bagaimana alur perjalanannya ?

c.Kenapa Ibnu Batutah berminat menjadi penjelajah geografi ?

d.Di lokasi mana saja yang menjadi kunjungan geografi Ibnu Batutah?

e.Bagaimana bentuk partisipasi Ibnu Batutah pada sejarah perkembangan geografi di Indonesia

C.Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji dan meneliti mengenai sejarah perkembangan geografi di Indonesia

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

a) Sejarah Perkembangan geografi di Indonesia

Geografi Indonesia telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda, seperti yang diperkenalkan oleh ilmuwan Belanda seperti Van Bemmelen, Junghoon, dll, yang banyak melakukan penelitian di Hindia Belanda.Namanya dulu Aardrijskunde, bukan geografi. Perkembangan geografi pada awalnya mengikuti perkembangan geografi Belanda dan lambat laun berkembang pesat seiring dengan semakin banyaknya para sarjana yang mempelajari tentang negara Indonesia.Penggunaan istilah Ardrijskunde di sekolah umum Indonesia sudah ada sejak lama, namun berakhir ketika Belanda meninggalkan Indonesia dan Jepang.Ketika Jepang menduduki Indonesia dengan semangat Asia, penggunaan istilah Aardrijskunde berubah untuk mencerminkan bahasa lokal. Belakangan, ilmuwan Indonesia seperti Adinegoro dan Adam Bachtiar menyelaraskan keseimbangan ini dengan ilmu bumi.Istilah tersebut telah digunakan di sekolah sudah sejak lama, dan sampai sekarang geografi selalu identik dengan ilmu bumi.

Penggunaan istilah dan makna geografi yang sebenarnya dimulai pada tahun 1955 setelah universitas dan pejabat negara mengembangkan ilmu tersebut.

Dalam seminar” Lokakarya Geografi” Indonesia di Semarang tahun 1988, geografi mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dari perspektif ekologi dan regional dan dalam konteks spasial yang ditetapkan sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu kebumian cocok dengan istilah geologi, yang lebih dekat berhubungan dengan kondisi fisik bumi. Demikianlah sejarah singkat perkembangan geografis Indonesia.

 

Ibnu Battutah Dan Perkembangan Geografi Di Indonesia

b) Sekilas Tentang Geografiwan Ibnu Batutah

Ibnu Batutah lahir pada tanggal 24 Februari 1304 di Maroko atau lebih tepatnya di Tangier dengan nama lengkap Muhammad bin 'Abdallah bin Battutah Milicu dan dalam lingkungan Islam kehidupan keluarganya ditandai dengan angka. Menerima pendidikan, pengetahuan tentang Syariah (hukum Islam) dan literatur Islam di tempat kelahirannya. Sejak 1325, hasratnya untuk mengembara mulai muncul, meskipun ia mulai bepergian ke tempat suci Mekah dengan niat untuk menunaikan haji. Kota Makkah harus mewujudkan rukun Islam yang kelima. Batuttah, dengan tujuan untuk memperluas pendidikan dan pengetahuan Islam, adalah tujuan lain dari petualangan, seperti dapat belajar dari beberapa ulama dari Mesir dan Suriah. ahli sufi. Karirnya sebagai hakim mendapatkan momentum bagus karena pengetahuannya yang luas tentang Islam dan luasnya pengetahuan, Batuttah telah menjadi hakim yang disegani dan dihormati. Selama menjadi hakim di pengadilan, Batutah menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan demi Tuhan, keinginan untuk berpartisipasi dalam mempopulerkan dan/atau menyebarkan agama Islam, bahkan mungkin lebih lagi. secara luas. Perubahan dalam hidupnya ini.

Buktinya adalah perubahan karir dari hakim menjadi petualang. Perubahan dalam hidupnya dimulai ketika ia melakukan perjalanan darat ke Mesir melalui Tunis dan Tripoli. Petualangan ini mulai menarik perhatian Batuttah. Ketertarikannya pada jiwa sebagai seorang pelancong di bidang geografi kemudian dianggap lebih relevan dari pekerjaan sebelumnya, terutama ketika ia masih muda karena usianya yang sudah lanjut (di atas 50 tahun), Batuttah memutuskan untuk berhenti berpetualang.Seorang ahli geografi jika tidak ada batasan usia mungkin Batuttah akan melanjutkan pengembaraannya dan mengunjungi lebih banyak tempat di dunia. Apalagi bisa mengunjungi dan mencatat secara detail geografi seluruh negara muslim di dunia. ”, yang berarti tidak mengulangi kunjungannya ke daerah yang dikunjunginya. Namun, dengan pemusatan sistem geowisata di Makkah, beberapa wilayah yang pernah dilalui Batutta harus melalui lagi dalam perjalanan kembali ke Makkah. Perubahan profesi hakim Muslim (qadi) menjadi petualang geografi dianggap sebagai keputusan geografis yang sulit. Keputusan ini memiliki dampak positif yang besar pada geosains di seluruh dunia. Perjalanan geografis Batuttah akhirnya berakhir pada tahun 2357, dan ia kembali ke profesi lamanya sebagai hakim Muslim selama 12 atau 20 tahun lagi hingga kematiannya pada 1369/1377.

 

c) Battutah Berkunjung Ke Samudra Pasai

Ibnu Battutah pertama kali menginjakkan kaki pada Indonesia (Sumatera)sehabis mengunjungi pantai Malabar & menghabiskan 2 tahun lamanya pada pulau-pulau maldives.Battutah sudah mengunjungi Samudera Pasai sebanyak dua kali yakni dalam tahun 1345 & tahun 1346 persiapan perjalanannya ke Sailan/Sri Lanka,Bengal,& Assam bermula menurut syarat politik yg kurang menguntungkan pada pulau Maldives.Pada ketika itu beliau menetapkan buat merangkum misinya ke Cina melalui Indonesia Sumatra & Malaysia.Menurut suatu sumber,pada Sumatera Ibnu Battutah diberikan bantuan gratis kapal layar baru dari seorang sultan muslim bernama Sultan Malik Dhahir & sehabis itu beliau meneruskan pelayarannya ke negeri Cina,pada suatu sumber yang lain yang juga ditulis pada majalah”Pertiwi”,buah tangan dari Sultan pasai itu bukan berupa kapal akan namun seorang gadis & dua orang pemuda yang bertujuan membantu Battutah dalam perjalanan geografi berikutnya.Banyak tempat lain yg berhasil dikunjungi Battutah ,& jika digabungkan masa holistik bepergian geografinya mencapai jeda tempuh lebih menurut 120.000 KM.Bagian global yg sudah dikunjungi bisa dibaca pada”Perjalanan Geografi seseorang cendekiawan muslim:Ibnu Battutah”.

 

d) Geografi Politik, Sosial Budaya Samudra Pasai

Kunjungan Ibnu Batutah ke Samudra Pasai juga dimuat dalam bukunya (aslinya dalam bahasa Arab), yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Ibnu Battutah, Perjalanan di Asia dan Afrika 1325-1354. Buku panduannya yang terkenal, Ar-Rihlah, merupakan dokumen penting yang menunjukkan bahwa buku ini merupakan kontribusi yang tak ternilai bagi perkembangan geografi dan juga merupakan sumbangan besar yang sangat berharga dalam perkembangan geografi dalam literatur Islam dan Arab.

Gambaran geografis Samudera Pasai dari segi geografi politik, sosial, ekonomi dan budaya masih sangat terbatas, hal ini dapat dimaklumi karena kunjungan Battutah ke Samudera Pasai hanya dilakukan dalam waktu yang singkat dilakukan dua tahun berturut-turut, kunjungan ke Samudera Pasai tidak mewakili seluruh wilayah nusantara. Sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Battutah dalam catatannya, dapat dilihat sebagai gambaran geografi politik, sosial, dan budaya. Deskripsi mengatakan Antara lain bahwa Sultan Pasai merupakan seseorang muslim yg baik,alim,& disegani masyarakat.Kealimannya juga dibuktikan dengan betapa cintanya sultan akan ilmu keagamaan terutama ilmu tauhid.Sikap Sultan juga dijelaskan sangat terbuka & sangat menyayangi rakyatnya.Walaupun sistem kerajaan yg dianut,tetapi terlihat bahwa sultan tidak pernah menjalankan pemerintahannya dengan sewenang-wenang.Hal ini terbukti akan kecenderungan hak yg ditonjolkan sang sultan khususnya pada kehidupan sehari-hari.Dalam menjalankan ibadah shalat Jumat menjadi sebagian contohnya.Sultan selalu menggunakan sandang/pakaian sebagaimana ulama atau jamaah lainnya,beliau tidak  menggunakan sandang /pakaian kebesaran kerajaan pada saat beribadah.


e) Sumbangan Battutah Terhadap Perkembangan Ilmu Geografi 

Perjalanan Ibnu Battutah yang melewati bagian daerah Indonesia (Samudra Pasai) itu baik pribadi maupun bukan,juga jelas merupakan sumbangsih yangg berharga bagi kemajuan ilmu geografi ,khususnya pada Indonesia.Perjalanan ratusan ribu lebih kilometer menggunakan tunggangan tradisional waktu itu (unta atau kapal layar)yg lalu dirangkum pada Ar-Rihlah adalah karya besar yang merupakan hasil dari kerja kerasnya di  bidang geografi.Oleh karenanya suatu asal dari barat bahkan menyampaikan bahwa Ibnu Battutah perjalannan bepergiannya telah melampaui Marcopolo.Perjalanan yang luas itu memang sangat menguntungkan ilmu geografi & Islam,& dipercaya turut dan mensyiarkan Islam.Pada daerah wilayah yg dikunjungi mencakup Mesir,Tunisia,Libya,Suriah,Irak,Iran,Saudi Arabia,Yaman,Tanzania,Turki,Bulgaria, India, Afganishtan,Sri Lanka,Indonesia,& Cina.Kalau kita amati rangkaian perjalanannya Ibnu Battutah selalu menjadikan Mekkah sebagai  sentra awal embarkasi.Motivasi Battutah menentukan kota Mekkah menjadi posisi awal sentra embarkasi merupakan agar beliau sanggup menunaikan ibadah haji berulang kali (lebih berdasarkan tiga kali).Kesempatan dihasilkan pada samping menjadi pelancong geografi,beliau masih menyumbangkan sesuatu bagi dakwah islam melalui karyanya(bill-fill).

Suatu hal lagi yg walaupun output rekaman berupa pelukisan geografi fisik tidak banyak diketahui,namun menjadi seseorang geografiawan kita pun bisa menganggap bahwa Battutah mustahil hanya menggambarkan Indonesia mengenai keadaan politik & kearifan sultan Samudera Pasai saja pada Ar-Rihlah bagaimana syarat lingkungan alam dalam waktu itu ditempat yg dikunjungi dijelaskan baik secara tersurat juga tersirat.Seperti halnya geografiawan lainnya pada saat melakukan studi geografi,segala aspek mengenai alam,manusia,lingkungan.dan interaksi antar keduanya niscaya akan dituliskannya.

 

e) Pentingnya Melakukan Penelitian Lebih Lanjut

Sebagai seorang ahli geografi, Battutah tentunya telah mendokumentasikan semua aspek geografis alam, manusia, politik, sosial budaya, dll. Ketika dia datang untuk mengamati Samudera Pasai. Oleh karena itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika beberapa atau semua aspek geografis Samudera Pasai tidak dijelaskan dalam buku ini yaitu buku panduan terkenal Ar-Rihlah, kita harus mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan alasan dan jawaban. Semua ini diperlukan untuk memacu kajian lebih lanjut dari semua hasil perjalanan geografis Ibnu Batutah ke Samudera Pasai, yang digambarkan hanya sebagai pantai yang indah saja. Informasi ini dapat dipahami bahwa Samudera Pasai (sekarang Lhokseumawe) tidak seperti sekarang ini, masih asri dan bersih karena belum tercemar limbah industri.

 

 

BAB III PENUTUP

 

1.KESIMPULAN 

Dapat disimpulkan bahwa Battutah, secara langsung maupun tidak langsung, baik besar maupun kecil, memberikan informasi yang mendukung perkembangan geografi di Indonesia. Informasi ini tentunya juga akan bermanfaat baik bagi khazanah ilmu keislaman maupun sejarah perkembangan geografi pada umumnya dan geografi Indonesia pada khususnya.

2.SARAN 

Saya berharap makalah ini bisa membawa informasi bermanfaat bagi orang lain atau juga menambah wawasan bagi pembacanya.Demi kesempurnaan makalah ini saya juga memerlukan kritik dan saran dari bapak dosen atau pembaca dengan tujuan untuk perbaikan supaya bisa lebih baik untuk ke depannya.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

1. Sukendra Martha. (1991). IBNU BATTUTAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GEOGRAFI DI INDONESIA. Forum Geografi, 1-6.

 

2.Guru Geografi . (2017, November Rabu). Sejarah Perkembangan Geografi di Indonesia. 01 November , p

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama