Metode Dakwah Melalui Media Sosial Untuk Menarik Minat Pemuda

Metode Dakwah Melalui Media Sosial Untuk Menarik Minat Pemuda

Oleh: Riza Eka Nabila

 

ABSTRAK

Dakwah adalah proses menjadikan perilaku seorang muslim untuk menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur da’i (subjek), maddah (materi), thariqah (metode), washilah (media), dan mad’u (objek) dalam mencapi tujuan dakwah yang melekat dengan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dakwah dapat disampaikan melalui berbagai cara dan berbagai media. Salah satu di antaranya adalah melalui media sosial. Di zaman sekarang, media sosial telah menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar. Seperti diketahui bersama, bahwa aplikasi-aplikasi media sosial sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari alat komunikasi yang “dibenamkan” di dalam smartphone, tablet, laptop, dan PC. Kini, dengan semakin luas, cepat dan lebarnya koneksi internet, konsumen semakin dimudahkan dalam mengakses aplikasi media sosial. Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kelebihan media social untuk sarana dakwah dan untuk mengetahui metode-metode berdakwah dengan menggunakan media social.

PENDAHULUAN

Generasi muda Islam memiliki peran penting dalam berkembangnya suatu peradaban manusia. Generasi muda Islam dalam hal ini adalah anak usia remaja yang beragama Islam. Pada masa remaja seseorang akan memasuki tahap dimana sebuah potensi akan mulai muncul pada setiap diri seseorang. Seseorang di usia remaja bagaikan kekuatan yang sangat besar yang akan sangat bermanfaat jika diberikan pengelolaan yang baik. Jika melihat potensi manusia, dalam konsep Islam menggambarkan manusia sebagai makhluk yang memiliki sesuatu yang agung di dalam dirinya, yaitu akal, kehendak yang bebas, dan kemampuan bicara (Suhandang, 2013).

Melihat hal ini maka, dapat kita lihat bahwa masa remaja merupakan masa emas dalam kehidupan seseorang. Dimana jika seseorang pada masa ini diberikan pengarahan yang baik maka, akan sangat bermanfaat terhadap potensi yang dimiliki. Kemajuan umat Islam di masa yang akan datang terletak pada kondisi dan kualitas generasi muda Islam maka kini.

Sebagai agama paripurna, Islam telah mengandung seperangkat ajaran yang komprehensif dan universal. Islam telah menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia termasuk kebutuhan untuk membangun peradabannya, jika manusia mau berfikir dan merenungkan ayat-ayatNya; baik ayat qouliyah maupun ayat kauniyah. Maka benar adanya, jika Islam disebut sebagai agama yang senantiasa relevan disegala tempat dan waktu. Namun perlu dipahami juga, bahwa nilai-nilai ideal dalam ajaran Islam tidak akan bermakna apa-apa jika tidak sampai dan dipahami oleh umat manusia. Oleh karenanya, upaya menyampaikan dan memahamkan ajaran Islam kepada orang-orang yang belum mengerti dan memahami menjadi hal penting yang harus dilakukan.

Kegiatan dakwah menjadi hal yang sangat mendasar dalam Islam. Bagaimana tidak, tanpa dakwah maka ajaran Islam tidak akan sampai dan dipahami oleh umat manusia. Selain alasan tersebut, Islam juga senantisa mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan sekaligus mengajak orang lain agar menjadi insan yang baik, berakhlak dan berpengetahuan. Maka sangat relevan jika Islam disebut sebagai agama dakwah. Dengan demikian, antara Islam dan dakwah merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Islam butuh dakwah agar ajarannya tersampaikan, dan dakwah butuh Islam sebagai pijakannya.

Dakwah dapat disampaikan melalui berbagai cara dan berbagai media. Salah satu di antaranya adalah melalui media sosial. Di zaman sekarang, media sosial telah menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar. Seperti diketahui bersama, bahwa aplikasi-aplikasi media sosial sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari alat komunikasi yang “dibenamkan” di dalam smartphone, tablet, laptop, dan PC. Kini, dengan semakin luas, cepat dan lebarnya koneksi internet, konsumen semakin dimudahkan dalam mengakses aplikasi media sosial.

Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

Telah menjadi fakta, bahwa masyarakat global tidak bisa dipisahkan dari infiltrasi aplikasi-aplikasi media sosial. Setiap saat dan setiap waktu orang bisa mengakses media sosial. Selain untuk berkomunikasi, segala hal mulai dari informasi positif hingga yang paling buruk sekalipun bisa diakses melalui media sosial. Dengan semakin masifnya pengguna media sosial, kiranya akan sangat disayangkan jika hal tersebut hanya digunakan untuk sebatas komunikasi dan mengakses informasi-informasi yang kadang kala tidak penting dan tidak bermanfaat. Lebih dari itu, media sosial bisa kita manfaatkan untuk sarana berdakwah; menebar kabaikan, dan mengajak orang lain berbuat baik. Hal inilah yang selanjutnya menjadi tantangan bagi para da’i dalam berdakwah di era globalisasi khususnya di Indonesia. Sebuah Negara yang multikultural dan multi-Agama. Maka, pesan-pesan dakwah sebaiknya disampaikan dengan tanpa adanya diskriminasi. Karena diskriminasi hanya akan berdampak pada persoalan kemanusiaan yang berkepanjangan. Untuk itu, tema Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan tanpa Diskriminasi menarik dibahas dalam artikel ini.

Dakwah sangat dianjurkan dalam Islam sebagai pelaksanaan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Umat Islam diperintah untuk menyebarkan pesan kebaikan (ma’ruf) dan tak boleh berdiam diri ketika melihat kemunkaran. Hanya saja, dalam praktiknya semua dijalankan dalam koridor yang bijaksana, sehingga usaha amar ma’ruf terealisasi dengan baik dan pencegahan kemungkaran pun tak menimbulkan kemungkaran baru lantaran tidak dijalankan dengan cara-cara yang mungkar. Sederhananya, amar ma’ruf harus dilakukan dengan cara yang ma’ruf dan nahi munkar pun juga harus dilakukan dengan cara yang ma’ruf. (Khoiron, 2016).

 

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dakwah

Dakwah adalah proses menjadikan perilaku seorang muslim untuk menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur da’i (subjek), maddah (materi), thariqah (metode), washilah (media), dan mad’u (objek) dalam mencapi tujuan dakwah yang melekat dengan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dakwah dapat dipahami sebagai proses internalisasi, transformasi, transmisi, dan difusi ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat. Dakwah juga mengandung arti panggilan dari Allah swt. dan Rasulullah saw. untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu dalam segala segi kehidupan (Saputra, 2011: 2 – 3).

Adapun tujuan diadakannya dakwah adalah tidak lain adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan, dan pengenalan terhadap ajaran agama yang dibawa oleh para juru dakwah. Juga untuk mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama, atau menyadarkan manusia tentang perlunya bertauhid dan mau mengamalkan ajaran Islam, serta berperilaku baik. Secara umum, dakwah bertujuan untuk memanggil manusia kembali pada syariat atau hukum-hukum agama, supaya dapat mengatur dirinya sesuai dengan ketentuan agama. Di sini agama bukan sekedar satu sistem kepercayaan saja, tetapi di dalamnya terdapat multisistem untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan baik secara vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannas) (an-Nabiry, 2008: 58 – 59).

Allah tak hanya berpesan tentang keharusan seseorang untuk berdakwah secara arif dan bijaksana melainkan menegaskan pula bahwa tugas seorang manusia kepada manusia lainnya hanyalah sebatas mengajak atau menyampaikan. Mengajak tentu tidak sama dengan mendesak. Mengajak adalah meminta orang lain mengikuti kebaikan atau kebenaran yang kita yakini, dengan cara memberi motivasi, persuasi, dan memberikan alasan-alasan yang meyakinkan. Apakah ajakan itu diikuti atau tidak, bukan urusan manusia. Selebihnya kita serahkan kepada Allah ta’ala, zat yang bisa membolak-balikkan hati melalui konsep tawakal. (Khoiron, 2016).

Salah satu media massa modern saat ini yang banyak digunakan oleh masyarakat dunia adalah internet. Media ini telah digunakan oleh jutaan bahkan miliaran masyarakat dunia. Seperti dilansir dalam surat kabar Republika (Jumat, 3 Mei 2013, hlm 4) disebutkan bahwa internet kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebuah data menyebut, tak kurang dari 2,4 miliar pengguna layanan dunia maya tersebut di seluruh dunia. Misalkan saja Google, mesin pencari raksasa itu dikunjungi oleh 1,2 triliun pengakses pada 2012, Facebook dipenuhi paling sedikit satu miliar anggota, sementara Twitter digandrungi oleh 200 juta pemakainya. Jumlah itu tentunya dapat saja meningkat seiring bertambahnya pengguna-pengguna baru pada jejaring sosial itu yang terkenal dengan sebutan media kicauan itu. Ini adalah potensi luar biasa bila dikelola untuk keberhasilan dakwah.

2. Kelebihan Media Sosial Sebagai Media Dakwah

1. memiliki kecepatan mengirim dan memperoleh informasi sekaligus sebagai penyedia data yang shopiscated.

2. Internet sebagai penyedia media informasi surat kabar (electronic newspaper), program film, TV, buku baru, serta lagu-lagu mulai dari yang bernuansa klasik sampai lagu-lagu kontemporer.

3. Internet sebagai media antarpribadi dengan pengiriman pesan dalam bentuk electronic mail (e-mail). Surat yang mau dikirim tidak perlu melalui kantor pos yang bisa berminggu-minggu baru sampai, apalagi jika tujuannya di luar negeri. Namun, dengan email melalui computer yang berbasis internet, pesan yang dikirim itu dapat diterima pada detik yang sama tanpa mengenal jarak, ruang, dan waktu.

4. Internet bagi orang muda, dapat dikatakan sudah menjadi bagian budaya mereka. Karena internet selain bisa menyediakan informasi yang serbaragam, juga mereka bisa jadikan sebagai saluran ajang gaul untuk berkenalan dengan siapa saja di atas bumi ini tanpa pernah bertatap muka, bahkan ia dapat tercatat sebagai mahasiswa universitas terkenal di suatu negara tanpa pernah mengunjungi negara di mana universitas itu berdiri (distance learning).

3. Metode Dakwah Melalui Media Sosial

1. Menggunakan fasilitas blog. Blog ini lahir dari singkatan dari WebLog yang dipopulerkan pertama kali oleh Blogger.com dari Google.Blog dapat digunakan sebagai catatan harian yang ditayangkan seperti layaknya sebuah website. Dengan fasilitas ini seorang dai dapat mengisi blog-nya dengan berbagai informasi yang berkaitan dengan ajaran Islam dan setiap saat bisa dibaca oleh pengguna (mad’u/ mitra dakwah).

2. Menggunakan fasilitas jejaring sosial, semisal Facebook, Twitter dan lainnya. Bagaikan sebuah dunia baru, jejaring sosial dapat membuat dai berkomunikasi dengan mad’u (mitra dakwah) lainnya layaknya kehidupan normal. Dai dapat berkunjung pada salah satu mitra dakwah lalu memberikan nasihat-nasihat yang bersifat publik atau yang bersifat rahasia hingga bercakap-cakap langsung melalui fasilitas chat

3. Prinsip Dakwah Melalui Media Sosial

1. materi perlu disampaikan dengan merujuk pada sumber nash asli (ayat dalam Al Quran dengan menyebut surat dan ayatnya dan haditsdengan menyebut rawi hadits beserta nomor urut dari kitab kumpulan hadits tersebut). Materi disampaikan secara lugas dan tidak terlalu bantak memasukkan opini da’i. pengembangan materi dilakukan dalam bentuk mengkaitkan ayat atau hadits dengan fenomena di sekitar sasaran dakwah. Bagi sasaran dakwah dengan tipe elaborasi tinggi, hal ini bisa cukup diterima dikarenakan da’I menyampaikan dengan lebih sedikit menyertakan pertimbangan logika nalar penyampai pesan. Hal tersebut dapat menghindari terjadinya keraguan sasaran dakwah tipe ini dikarenakan materi yangdisampaikan terhindar dari kerentanan untuk didebat atau ditentang. Bagi sasaran dakwah dengan tipe ekaborasi rendah, kehadiran materi pesan yang disampaikan dengand mengungkap sumber asli secara elngkap cukup dapat memberi informasi bahwa materi yang disampaiakn cukup kredibel. Dikarenakan penerimaan pesan dan penyerapannnya tergantung pada kunci persuasi, maka sumber informasi yang berkualitas dapat membantu memberikan dukungan agar materi dapat diterima sasaran dakwah tipe elaborasi rendah ini.

2. cukup dorong sasaran dengan motivasiuntuk berbuat. Artinya memberi dorongan untuk berubah pada sasaran dakwah cukup dengan persuasi yang bisa menggerakkan motivasi namun tidak tekanan memberi tekanan psikologis pada sasaran dakwah. Secara teoritis, makin kuat yang mendorong seseorang untuk berbuat yang bertentang dengan sikap awalnya (di luar batas yang dibutuhkan untuk menimbulkan dorongan berperilaku) maka akan makin sedikitlah perubahan yang terjadi.

 

KESIMPULAN

Dakwah adalah proses menjadikan perilaku seorang muslim untuk menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur da’i (subjek), maddah (materi), thariqah (metode), washilah (media), dan mad’u (objek) dalam mencapi tujuan dakwah yang melekat dengan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dakwah melalui media social di era globalilasi ini sangat efektif. Sasaran dakwah via media sosial memiliki kultur membaca secara cepat dan lebih cenderung memilih bacaan yang memiliki kekuatan interaksi dengan mereka. Dakwah dengan media social juga  sasarannya lebih luas karena hampir semua pemuda menggunakan media social.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Fathul Bahri an-Nabiry,2008, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Dai,

Jakarta: Amzah.

Fachrudin Achmad, 2011. Dinamika Pemikiran Islam Kontemporer, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta.

Gunawan, Imam. Angraini Retno Palupi. 2012. Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif : kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan penilaian. Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Vol.2 No.2

Mustofa. 2016. Prinsip Dakwah Via Media Sosial. Journal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama. Vol 16. Nomor 1.

Saputra, Edi. 2008.Dampak Sosial Media Terhadap Sikap Keberagaman Remaja dan Solusinya Melalui Pendidikan Agama Islam. Journal Pendidikan Agama Islam.vol.8 no.2

Suhendang, Kustadi. 2013. Ilmu Dakwah. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wahidin Saputra.2011. Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Pers.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama