Pengertian, Jenis-Jenis, dan Proses Suksesi dalam Ekologi

MAKALAH EKOLOGI

SUKSESI


Disusun :

Rofi musfiroh (1708016028)

Afinatur Rohmah (1708016029)

  

A. Pendahuluan

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik saling berkesinambungan untuk membentuk suatu sistem yang seimbang. Lingkungan adalah suatu tempat dimana terdapat mahluk hidup beserta ekosistem di dalamnya yang saling berhubungan satu sama lainnya. Di dalam lingkungan itu sendiri terdapat berbagai macam mahluk hidup, diantaranya mahluk herbivora, omnivora, karnivora, dan insektivora.Tidak hanya itu di dalam suatu lingkungan juga terdapat biota-biota didalamnya seperti batu, tanah, air dll.

Lingkungan sekitar (ekosistem) mudah sekali mengalami perubahan-perubahan, perubahan-perubahan tersebut, bisa terjadi secara signifikan pada ekosistem tersebut tanpa ataupun dengan campur tangan manusia. Terjadinya gempa, longsor, gunung meletus dan tsunami mampu mengubah ekosistem didaerah tersebut sehingga butuh waktu lama untuk kembali seperti semula Tetapi di balik mahluk dan benda yang ada didalamnya selalu ada campur tangan manusia yang berdampak pada lingkungan tersebut. Terkadang campur tangan manusia itu ada yang berdampak positif dan ada juga yang berdampak negatif pada lingkungan tersebut.

 

B. Pokok Bahasan

1. Pengertian Suksesi

2. Jenis-jenis Suksesi

3. Proses Suksesi

4. Unity of Science

 

C. Pembahasan

1. Pengertian Suksesi

Suksesi adalah proses perubahan komunitas yang bertahap dan berarah, terjadi melalui proses pergantian satu komunitas oleh komunitas lainnya. Suksesi pada umumnya merupakan proses yang didominasi atau ditentukan oleh tumuhan, sedangkan komunitas hewan akan berubah sejalan dengan perubahan komunitas tumbuhan. Dalam alam semesta dinamika yang terjadi adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari, maka segala sesuatu yang sekarang ada sesungguhnya hanyalah merupakan stadium dari deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan keseimbangan yang nampak begitu mantap hanya bersifat sementara dan keadaan akan segera berubah jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan.

Suksesi merupakan system yang dinamis, suatu scat menunjukkan perubahan, kemudian tenang (diam) dan perubahan
akan nampak jelas setelah mencapai keseimbangan. Yang sering terjadi yaitu bahwakomunitas suksesi sering tidak stabil tetapi berjalan melewati beberapa tahap perkembangan dalam irama yang terbatas. Menurut Odum (1993) Suksesi tanaman ialah urutan proses pergantian komunitas tanaman di dalam satu kesatuan habitat. Odum juga menambahkan bahwa adanya pergantian komunitas cenderung untuk mengubah lingkungan fisik sehingga menjadikan habitat di tempat tersebut sesuai untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.

Proses perubahan atau perkembangan ekosistem atau komunitas yang berlangsung menuju kedewasaan dan keseimbangan kesatu arah yang berlangsung lambat secara teratur, pasti, dan terarah serta dapat diramalkan disebut suksesi. Suksesi terjadi akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem, dan terjadinya faktor per-saingan di antara satuan-satuan vegetasi menyebabkan perubahan ke arah tertentu. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas mantap (ekosistem kompleks), akibat telah tercapai keadaan seimbang (Homeostasis).Suksesi merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya permulaan, perkembangan dan akhirnya mencapai kestabilan pada fase klimaks. Klimaks merupakan fase kematangan yang final, stabil memelihara diri dan berproduksi sendiri dari suatu perkembangan vegetasi dalam suatu iklim. 

Faktor lingkungan yang membatasi jumlah spesies yang hidup pada suatu tahap suksesi dikenal ke dalam dua kategori, yaitu (Mueller (1974) :

a. Faktor lingkungan yang mengakibatkan stres terdiri dari fenomena-fenomena yang membatasi hasil fotosintesa seperti cahaya, air, unsur hara tanah dan suhu.

b. Faktor yang berhubungan dengan terjadinya kerusakan baik kerusakan sebagian maupun keseluruhan biomassa vegetasi seperti serangan hama, patogen atau manusia.

Umumnya komunitas tumbuhan terbentuk mulai dari tingkat pioner yang kemudian digeser oleh seri tumbuhan yang lebih dewasa sampai pada komunitas yang relative stabil dan berada dalam keseimbangan dengan lingkungan setempat. Perubahan dalam suksesi bersifat kontinu, dimana rentetan suatu perkembangan dan pergantian komunitas merupakan suatu seri komunitas yang terbentuk pada keadaan tertentu disebut Sere, dan komunitas yang sudah mencapai kemantapan dan permanen disebut klimaks.

Proses suksesi yang berakhir dengan suatu komunitas atau ekosistem klimaks, dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari respon (tanggapan) yang terkoordinasi dari komponennya terhadap setiap rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies berlangsung dengan cepat pada fase awal suksesi, kemudian menurun pada perkembangan berikutnya. Kondisi yang membatasi laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies pada tahap berikutnya adalah faktor lingkungan yang kurang cocok untuk mendukung kelangsungan hidup permudaan jenis-jenis tertentu.


 



Gambar 1. Suksesi pada habitat darat


Menurut Clements (1974), dalam mekanisme suksesi dikenal  adanya enam sub-komponen, yaitu:

a. Nudasi : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi

b. Migrasi : tersebarnya biji

c. Eksesis : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi

d. Kompetisi : adanya pergantian spesies

e. Reaksi : perubahan habitat karena aktivitas spesies

f. Final Stabilisasi, klimaks :komunitas stabil

 

2. Jenis-Jenis Suksesi

Mueller (1974) menyatakan, suksesi ada dua tipe, yaitu suksesi primer dan suk-sesi sekunder. Perbedaaan dua tipe suksesi ini terletak pada kondisi habitat awal proses terjadinya suksesi. 

a. Suksesi primer (Primary Succession) 

Suksesi primer merupakan suatu tahapan perubahan komunitas biotik ke komunitas biotik lain, yang dimulai dengan kehadiran tumbuhan pioner disuatu tempat berbatu yang belum pernah dijumpai adanya komunitas biotik tersebut sebelumnya, kemudian menjadi ekosistem hutan klimaks (climax forest ecosystem). Terjadi bila komunitas asal mengalami gangguan berat sekali, sehingga mengakibat-kan komunitas asal hilang secara total, dan di tempat komunitas asal terbentuk komunitas lain di habitat baru tersebut. Pada habitat baru ini tidak ada lagi organisme yang membentuk komunitas asal tertinggal, gangguan ini dapat terjadi secara alami seperti letusan gunung api, tanah longsor, endapan lumpur dimuara sungai, endapan pasir di pantai, maupun akibat aktivitas manusia seperti pertambangan, dll. Pada habitat tersebut secara perlahan, searah, dan pasti akan berkembang menuju suatu komunitas yang klimaks dalam waktu lama, proses ini disebut suksesi primer. Proses suksesi primer ini membutuhkan waktu yang lama sampai ratusan tahun. 

Suksesi primer dimulai di atas bongkahan batu pada pulau yang baru timbul, delta yang baru terbentuk, danau baru dan sebagainya. Pelapukan batu-batuan pa-da ekosistem yang rusak total karena pengaruh iklim (hari panas, kering dan waktu hujan, dingin atau basah), mengandung bahan unsur mineral dan organik yang dapat ditumbuhi oleh tetumbuhan pioner (lumut kerak dan algae). Pengaruh iklim terus berlangsung hingga bahan mineral dan bahan organik semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi oleh tumbuhan herba dan tahunan. Jika jalannya suksesi dipengaruhi atau ditentukan oleh iklim disebut dengan klimaks-klimatis. Apabila dipengaruhi oleh habitat atau tanah disebut klimaks edaphis. Tumbuhan atau organisme yang mampu menghuni untuk pertama kalinya substrat yang baru digolongkan sebagai organisme pionir yang mempunyai toleransi besar terhadap berbagai faktor lingkungan yang ekstrim. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, dan kebakaran hutan, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batu bara, dan minyak bumi. Contoh yang biasa kita jumpai adalah kebakaran hutan dan tanah longsor.

Di daerah bekas kebakaran hutan mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (likenes) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan. Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu. 

b. Suksesi sekunder

Proses suksesi sekunder relatif sama dengan yang terjadi pada suksesi primer.  Perbedaannya terletak pada keadaan kerusakan dan kondisi awal dari habitatnya. Terjadinya gangguan menyebabkan komunitas alami tersebut rusak baik secara alami maupun buatan, dimana gangguan tersebut tidak  merusak total komunitas dan tempat hidup organisme sehingga substrat lama (substrat tanah sudah terbentuk sebelumnya), masih ada komunitas awal yang tersisa. Maka pada substrat tersebut terjadi perkembangan komunitas yang selanjutnya disebut suksesi sekunder. Proses kerusakan komunitas disebut denudasi, yang dapat disebabkan oleh api, pengolahan, angin kencang, banjir, gelombang laut, penebangan hutan, dan kegiatan-kegiatan biotis lainnya menyebabkan vegetasi asal musnah. Proses suksesi sekunder ini membutuhkan waktu sampai puluhan tahun. Pada suksesi sekunder benih ataupun biji-biji bukan berasal dari luar tetapi dari dalam habitat itu sendiri. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, angin kencang dan gelombang laut (tsunami) secara alami dan penebangan hutan secara selektif, pembakaran padang rumput secara sengaja dan kegiatan biotis menyebabkan vegetasi asal musnah.

Contoh seperti banjir. Tegalan, semak belukar bekas ladang, padang alang-alang dan kebun karet dan kebun kelapa sawit yang ditinggalkan, adalah sebagian dari contoh komunitas sebagai hasil dari contoh komunitas sebagai hasil suksesi. Komunitas ini masih mengalami perubahan menuju kearah komunitas klimaks, kecuali bila dalam proses tersebut terjadi lagi gangguan, maka suksesi akan mundur lagi dan mulai kembali dari titik nol. Penelitian di dekat Samarinda, Kalimantan Timur, menunjukkan bahwa pembentukan padang alang-alang terjadi hanya dalam waktu 4 tahun setelah penebangan hutan primer atau hutan klimaks, memperlihatkan perubahan yang terjadi setelah ditebang habis dan kemudian dibakar setiap tahun untuk dijadikan ladang padi.

3. Proses suksesi

Suksesi sebagai suatu proses perubahan komunitas atau ekosistem terjadi melalui beberapa tahapan antara lain:

a. Nudasi

Suksesi dimulai dengan terjadinya gangguan terhadap komunitas tumbuhan seperti  daerah gundul. secara umum semua organisme dapat hidup di bumi. Akan tetapi, jika terjadi bencana alam seperti letusan vulkanik, tanah longsor, banjir, erosi, kebakaran, dan bencana-bencana lainya, maka dapat merusak kehidupan dipermukaan bumi. (Lianah :2015)

b. Invasi

Invasi adalah datangnya bakal kehidupan berbagai spesies organisme dari suatu daerah kedaerah yang baru dan menetap di daerah yang baru tersebut. Bakal kehidupan ini dapat berupa buah, biji, spora, telur, larva, dan lain sebagainya.

Tahap ini adalah tahap utama di mana karena kondisi lingkungan yang tepat, seperti suhu yang tepat, dalam jumlah tepat air dan juga dengan adanya oksigen di udara, kehidupan mulai muncul kembali. Invasi sempurna apabila telah melaui 3 tahapan antara lain sebagai berikut:

1) Tahap Mediasi, pada tahap ini biji, spora atau bakal kehidupan yang lainnya, dapat pindah dari daerah asal yang ditempati ke daerah yang lain dengan perantara angin, air,dan hewan.

2) Tahap Penyesuaian, pada tahap ini bakal kehidupan akan membuat daerah baru sebagai rumahnya.

3) Tahap agresi, pada tahap ini terjadi penggabungan dari setiap bakal kehidupan atau organism yang datang ke daerah baru.

c. Kompetisi dan reaksi

Individu-individu suatu spesies organism cenderung meningkat jumlahnya karena pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mereka semua bergantung pada suatu wilayah sebagai habitat tempat tinggal mereka, sehingga antara organism dalam suatu wilayah tersebut akan mengalami peristiwa-peristiwa alami seperti persaingan, pemangsaan, parasitisme, komensalisme, amensalisme, dan simbiose. Persaingan ini akan terus terjadi antara spesies satu dengan spesies yang lainya yang datang kedalam daerah tersebut, demikian juga seperti proses pemangsaan, parasitisme, komensalisme, amensalisme, dan simbiose akan terus terjadi. karena setiap organism yang hidup dan tumbuh diwilayah suksesi akan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ditinggalinya. (Ardahana, I Putu, Gede : 2012)

d. Stabilitas dan klimaks

Tingkatan akhir dari proses suksesi adalah ketika komunitas tersebut dapat tercapai kestabilan.kestabilan komunitas dapat ditunjukan oleh keserasian hubungan diatara organism dalam komunitas yang tidak berubah. Kestabilan yang dimaksud adalah kestabilan keseimbangan dinamis dengan lingkungannya.Komunitas demikian disebut komunitas klimaks. Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses suksesi. Artinya, komunitas demikian dapat dicapai setelah melalui beberapa tahap suksesi. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Mengenai pembentukan klimaks, ada 2 pendapat yang berlainan, antara lain sebagai berikut :

1) Paham Monoklimaks yaitu paham yang beranggapan bahwa suatu daerah iklim hanya ada dua macam klimaks. Disini iklim merupakan factor terpenting dalam pengaturan tipe komunitas klimaks, meskipun factor-faktor selain iklim juga punya peran dalam menentukan struktur komunitas akhir. (Lianah: 2015).

2) Paham poliklimaks yaitu paham yang beranggapan tidak hanya factor iklim yang membutuhkan klimaks, tetapi selain factor iklim seperti tanah dan fisiolografi juga dapat menumbuhkan klimaks. (Frick, Heinz : 2007)

Proses suksesi sangat terkait dengan factor lingkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukan struktur komunitas klimaks. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:

a. Luasnya komunitas asal yang rusak karena gangguan.

b. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat disekitar komunitas yang terganggu

c. Kehadiran pemencar benih

d. Iklim, terutama arah dalam kecepatan angin yang membantu penyebaran biji, spora, dan benih serta curah hujan.

e. Hipotesis monoklimaks menyatakan bahwa pada daerah musim tertentu hanya terdapat satu komunitas klimaks.

f. Hipotesis poliklimaks mengemukakan bahwa komunitas klimaks dipengaruhi oleh berbagai factor abiotik yang salah satunya mungkiri dominan. (Brunie, David :2005).

4. Unity of science

Unity of science suksesi dapat kita ambil dari surat al-a’raaf ayat 57 :


وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ


"sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu perbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran”. (Q.S Al-A’raaf : 57).

Maksud dari ayat diatas yaitu Allah telah menurunkan hujan yang menjadi sumber kehidupan dibumi dan makhluk-makhluk lainya. Dari air hujan ini akan menumbuhkan tanaman-tanaman yang menjadi sumber kehidupan manusia di bumi.

 

D. Rangkungman

Suksesi adalah proses perubahan komunitas yang bertahap dan berarah, terjadi melalui proses pergantian satu komunitas oleh komunitas lainnya. Suksesi umunya merupakan proses yang didominasi atau ditentuntukan oleh tumbuhan, sedangkan komunitas hewan akan berubah sejalan dengan perubahan komunitas tumbuhan.

Suksesi terbagi menjadi 2, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan atau substansi seperti sebelumya.

Proses yang terlibat dalam suksesi antara lain nudasi, invasi, kompetisi, dan reaksi, serta stabilitas dan klimaks.

 

E. Soal

1. Apakah Manusia mempengaruhi adanya suksesi ?

2. Jelaskan maksud dari, proses suksesi yang berakhir dengan suatu komunitas atau ekosistem klimaks !

3. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses suksesi!

4. Jelaskan Perbedaan dari suksesi primer dan suksesi sekunder !

5. Sebutkan dan jelaskan mekanisme suksesi yang dikenal dengan adanya enam sub komponen menurut Clements (1974) !

 

 

 

 

F. Daftar Pustaka

Ardahana, I Putu, Gede. 2012. Ekologi Tumbuhan. Denpasar:Udayana University Press

Brunie, David. 2005. Ekologi.Jakarta: Erlangga.

Clement, F.C. 1974. Plant succession on degrade land in Singapore. Journal tropical forest science 4 (2) department of botani. University of Hongkong. Hongkong.

Frick, Heinz. 2007. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. semarang: KASINUS

Lianah. 2015. Pengantar Ekologi unity of sciences. Semarang : CV karya Abadi Jaya.

Muller D. 1974. Aims and method of vegetation ekologi. New York : Brisbene Toronto.

Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar Ekologi  edisi ketig. Yogjakarta : Gajah Mada University Press

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama