Proposal Pemanfaatan Kulit Pepaya Sebagai Manisan Untuk Mengurangi Iritasi Lambung

PROPOSAL PEMANFAATAN KULIT PEPAYA SEBAGAI MANISAN UNTUK MENGURANGI IRITASI LAMBUNG

Oleh: 

Fina Idamatus Silmi, Nur Faizah, Akhdan Najla Al’abda, Umi Sa’adah

 


ABSTRAK

Pepaya merupakan tanaman buah dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan Meksiko dan Koasta Rica.Tanaman papaya banyak ditanam didaerah tropis maupun subtropis, dapat tumbuh di tempat basah maupun kering atau dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dari permukaan laut).Buah pepaya merupakan buah meja yang bermutu dan bergizi tinggi. Kulit pepaya merupakan limbah dapur yang tidak terpakai namun sebenarnya masih mengandung zat gizi. Kami memanfaatkan limbah kulit pepaya sebagai bahan utama manisan yang direndam dalam larutan gula merah dengan tujuan mengurangi iritasi lambung. Penulis melakukan uji organoleptik untuk mengetahui sampel manisan yang paling disukai konsumen apalagi dikalangan zaman sekarang. Hasilnya, konsumen paling menyukai manisan dengan konsentrasi gula merah 20% yang berwarna cokelat, aroma menyengat, dan tekstur kurang keras. Manisan kulit pepaya mengandung enzim papain yang kerjanya mirip dengan enzim pepsin dalam lambung yaitu mencerna protein. Konsumsi antasida pada orang yang menderita maag menaikkan pH lambung dari 1 menjadi ±4-5 sehingga membuat enzim pepsin tidak bisa bekerja. Enzim papain menggantikan fungsi enzim pepsin yaitu memecah protein yang akan diserap tubuh untuk meregenerasi sel lambung sehingga dapat memperbaiki kerusakan pada dinding lambung dan dengan itu mengurangi kecendurungan terkena penyakit maag. Penulis berharap agar manisan ini dikenal masyarakat khusus semarang untuk mengurangi iritasi lambung.

  


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat semarang pada umumnya mengkonsumsi buah pepaya untuk dijadikan sebagai jus dan rujak. Pepaya merupakan buah yang umum di konsumsi masyarakat sebagai campuran jus atau rujak atau dikonsumsi langsung yang menyebabkan hasil produksi limbah dari kulit buah papaya meningkat.dari banyaknya limbah kulit buah papaya yang tidak dimanfaatkan, kami terinspirasi untuk memanfaatkannya dengan berinovasi menciptakan produk baru yang berkualitas bagi masyarakat luas dan mengurangi limbah kulit buah pepaya.

Pembuatan produk ini mengacu pada prinsip ramah lingkungan dan kami membuat manisan dari limbah tersebut. Jika dilihat dari kandungannya, enzim papain terdapat dalam kulit buah pepaya. Zat ini dipercaya mampu menggantikan enzim pepsin. Enzim pepsin didalam lambung berperan untuk memecah protein.ketika lambung terserang maag, lapisan mukosa teriritasi sehingga memerlukan protein untuk meregenerasi sel yang rusak. Dengan antasida untuk meningkatkan pH lambung dan mengurangi aktivitas enzim pepsin sehingga enzim papain diperlukan untuk menggantikan pepsin dalam memecah protein.

Motivasi kami untuk membuat manisan ini agar dikenal oleh masyarakat semarang yang dapat mengatasi masalah iritasi lambung, yang kebanyakan masyarakat semarang mengeluh akan penyakit maag dan tidak tahu bagaimana cara mengatasi maag tersebut.

 

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana kulit buah pepaya dapat dimanfaatkan menjadi manisan?

1.2.2 Berapa konsentrasi gula pada manisan yang paling disukai konsumen?

1.2.3 Apa saja senyawa yang terkandung dalam kulit pepaya untuk mengurangi iritasi lambung?

 

 

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Untuk mengetahui manfaat kulit buah pepaya untuk dijadikan sebgaai manisan.

1.3.2 Untuk mengetahui konsentrasi gula pada manisan yang paling disukai konsumen.

1.3.3 Untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam kulit buah pepaya untuk mengurangi iritasi lambung.

 

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk menambah pengetahuan atau wawasan kepada masyarakat semarang mengenai manfaat dari kulit buah pepaya untuk mengurangi iritasi lambung.

1.4.2 Untuk mendorong masyarakat khususnya masyarakat dari semarang untuk memaksimalkan penggunaan buah-buahan untuk mengobati berbagai macam penyakit.

 

1.5 Kerangka Penelitian

Disiapkan 2 buah papaya untuk dikupas dari dagingnya,kemudian dipisahkan dan direndam pada baskom yang berisi 100 gram kapur sirih 10% dan 100 ml air selama 4 jam untuk memperkeras teksturnya.kemudian dibagi kulit papaya yang sudah direndam sebanyak 3 bagian sama rata lalu dimasukkan ke dalam panci yang berisi gula merah dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 20%, 40%, dan 60%.kemudian ditambahkan 330 ml air kelapa dan 670 ml air dan direbus selama 5 menit dan didiamkan semalam.responden dapat menguji manisan dari segi bau, tekstur, warna, dan rasa.

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kulit pepaya mengandung enzim papain yang lebih dominan terutama pada kulit papaya muda karena getahnya yang masih banyak. Pepaya adalah sumber serat baik, folat, vitamin A, karotenoid, lutein, likopen dan asam amino esensial yang mempengaruhi fungsi sel yang tepat.pepaya juga mengandung vitamin E empat kali lebih banyak, 33% vitamin C lebih banyak, 50% kalium lebih banyak, dan kalori lebih sedikit dari pada jeruk. Kulit pepaya mengandung 46 KKal protein 0,50 gram, karbohidrat 12,20 gram, kalsium 23 mg, dan air 86,7 mg.jenis asam asam amino yang terkandung dalam getah buah papaya adalah asam aspartat, treonin, serin, asam glutamate, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysine, arganin, tryptophan, dan sitein.

Papain adalah salah satu jenis enzim proteolitik yang berasal dari tumbuhan.enzim proteolitik adalah enzim pemecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana.papain menguraikan protein menjadi polipeptida dan dipeptida.efektivitas kerja enzim pepsin sangat dipengaruhi keadaan asam basa lambung.sifat papain yang tetap aktif dalam kisaran pH yang luas dapat membantu seseorang yang tidak cukup memproduksi asam lambung untuk mencerna protein sehingga mempercepat penyerapan protein tersebut.pada orang yang menderita penyakit maag, kinerja pencernaannya terganggu akibat peradangan pada dinding lambung sehingga penyerapan protein tidak berlangsung secara maksimal. Maka dari itu, diperlukan papain untuk membantu penyerapan protein.

Seseorang penderita maag akan mengalami gangguan pencernaan protein akibat keadaan lambung yang tidak stabil.jika protein tidak dicerna dan diserap oleh tubuh, maka akan berakibat pada terhambatnya regenerasi sel.apalagi, protein merupakan zat yang tidak dapat disimpan dalam tubuh.maka dari itu, diperlukan zat atau enzim tambahan dari luar yang bersifat proteolitik untuk melancarkan pencernaan protein didalam lambung.

Maag adalah peradangan lambung yang disebabkan karena keadaan lambung yang lebih asam dari biasanya dengan pH sekitar 1.hal ini dapat dipicu oleh kebiasaan terlambat makan, konsumsi alcohol dan aspirin, merokok, stress, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori sehingga lambung mencerna dirinya sendiri.jika terus dibiarkan, dinding lambung lama-kelamaan akan terluka.maka dari itu, pengobatan untuk penyakit maag bertujuan untuk menaikkan pH  lambung sehingga kembali normal.

Manisan adalah daging buah yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu.perendaman manisan akan membuat kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya berkurang.

Gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang bersal dari tandan bunga jantan pohon enau. Bahkan saat ini tidak sedikit orang yang meminum air gula merah untuk menyembuhkan sakit perut karena kandungan gizi yang ada pada gula merah.

Air kelapa merupakan obat alami yang efektif untuk mengendalikan intensitas refluks asam yang bisa memicu penyakit maag. Minum air kelapa secara rutin bisa mencegah masalah pada lambung yang memicu terjadinya sakit maag.

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Waktu:

1. Hari sabtu, pukul 09.00-10.00

2. Hari senin, pukul 12.00-15.00

Tempat:

1. Laboratorium biologi

2. Taman nyamuk

3. Perpustakaan FITK

4. Laboratorium kimia

 

3.2 METODE PENELITIAN

1. Studi pustka

2. Peneltian eksperimen

3. Uji organoleptik

4. Sampling kulit buah papaya

 

3.3 BAHAN DAN ALAT

Bahan:

1. 2 buah papaya

2. 3000 ml air

3. 10 gram kapur sirih

4. 100 ml air kelapa

5. 1200 gram gula merah

Alat:

1. Pisau

2. Kompor

3. Talenan

4. Neraca

5. Gelas takar

6. Baskom

7. 3 buah panic

 

3.4 CARA KERJA

a. Pembuatan manisan

1. Dikupas kulit papaya muda yang masih mengandung getah lalu dipisahkan dengan daging buahnya.

2. Dicampurkan kulit papaya muda dari kedua buah yang sudah dikupas.

3. Dituangkan 1000 ml air kedalam baskom lalu ditambahkan 100 gram kapur sirih (konsentrasi kapur sirih sebesar 10%).

4. Direndam kulit papaya muda didalam larutan kapur sirih 10% selama 4 jam untuk memperkeras tekstur kulit.

5. Dibagi kulit papaya yang sudah direbus menjadi 3 bagian sama banyak, masing-masing akan diberi gula merah dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%.

6. Dimasukkan kulit papaya yang sudah dibagi sama rata kedalam 3 buah panci berbeda.

7. Di tuangkan 330 ml air kelapa dan 670 ml air kedalam masing-masing panci, lalu ditambahkan 100 gram gula merah kedalam air kelapa kedalamnya (konsentrasi gula sebesar 10%.)

8. Direbus kulit papaya didalam panci selama 5 menit dan didiamkan selama semalam.

9. Ditambahkan 100 gram gula merah kedalam panci pertama, kedua dan ketiga (konsentrasi gula menjadi 20%).lalu direbus kulit pepaya didalam semua panci selama 5 menit.didiamkan selama semalam.

10. Ditambahkan 100 gram gula merah kedalam panci kedua dan ketiga (konsentrasi gula menjadi 30%). Lalu direbus kulit pepaya didalam semua panci selama 5 menit.didiamkan selama semalam.

11. Dilakukan seperti cara ke 10 tetapi dengan konsentrasi gula menjadi 40%.

12. Dilakukan seperti cara 10 tetapi dengan konsentrasi gula menjadi 50%.

13. Dilakukan seperti cara 10 tetapi dengan konsentrasi gula menjadi 60%.

14. Ditiriskan kulit papaya yang sudah direndam selama 6 malam lalu cuci sebentar dengan air agar rasa manis tidak hilang.

15. Dikeringkan kulit pepaya dibawah cahaya matahari agar siap dikonsumsi.

 

b. Uji organoleptik

1. Dipotong ketiga sampel manisan yang sudah siap dikonsumsi menjadi kotak-kotak kecil.

2. Dimasukkan ketiga sampel manisan kedalam wadah tertutup kemudian diberi label A, B, dan C.label A untuk manisan dengan konsentrasi gula 20%, label B untuk manisan dengan konsentrasi gula 40%, dan label C untuk manisan dengan konsentrasi gula 60%.

3. Dibuat kuesioner untuk diisi oleh responden.

4. Dibagikan ketiga sampel manisan kepada responden beserta kuesioner untuk diisi.

5. Responden menguji manisan dari segi warna, rasa, bau, dan tekstrur.

 

c. Uji ketahanan manisan

1. Dibagi ketiga sampel manisan yang telah siap dikonsumsi masing-masing menjadi 2 bagian sama rata.

2. Dimasukkan ketiga sampel manisan kedalam wadah tertutup secara terpisah.

3. Disimpan ketiga sampel manisan pertama kedalam kulkas.

4. Disimpan ketiga sampel manisan kedua diruang terbuka.

5. Diamati perubahan warna, rasa, bau dan tekstur sampai batas waktu yang telah ditentukan.

3.5 ANALISIS DATA

Respon responden terhadap kulit papaya berbeda-beda baik dari segi warna, rasa, bau, maupun tekstur.uji organoleptik dilakukan secara blind test untuk menghindari subjektivitas responden dalam mengisi kuesioner.responden menilai warna ketiga manisan tanpa mengetahui konsentrasi gula merah yang digunakan pada tiap manisan.hasilnya ketiga manisan tersebut warnanya sam yaitu coklat.

Responden menilai rasa manisan.hasilnya, manisan dengan konsentrasi 20% kurang manis, manisan 40% manis, dan manisan 60% rasanya sangat manis.hal ini disebabkan karena manisan 20% direndam dalam larutan gula yang paling hipotonis sehngga rasanya tidak paling manis.

Responden menilai bau.hasilnya ketiga manisan tersebut memiliki bau merah yang menyengat.tetapi utnuk manisan 20% ada responden yang menganggap manisan itu kurang menyengat.karena larutan gula merah yang paling hipotonis.

Responden menilai tekstur manisan.hasilnya manisan 20% kurang keras, manisan 40% keras, dan manisan 60% keras.hal ini disebabkan masa perndaman atau penjemuran dibawah terik sinarmatahari yang kurang lama atau daging buah masih menmpel dikulitnya.

Responden memilih manisan yang paling disukai berdasrkan warna, rasa, bau, dan tekstur manisan adalah manisan dengan memiliki warna coklat, rasa kurang manis, bau menyengat, dan tekstur kurang keras.dan cenderung rmasih berasa papaya dan agak lembut sehingga mudah dimakan dan menyegarkan.

 

3.6 JADWAL PELAKSANAAN

Selasa, 25 Desember 2018

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kulit pepaya dapat dijadikan sebagai manisan untuk mengurangi iritasi lambung. Kulit pepaya direndam dalam larutan gula merah pekat selama 6 hari dan mengalami perebusan selama rentang waktu yang tetap yaitu 5 menit.kemudian dijemur untuk menjadi manisan kering yang siap dikonsumsi. Kulit pepaya tersebut mengandung enzim papain yang lebih dominan terutama pada kulit pepaya muda karena getahnya yang masih banyak.

Berdasarkan uji oraganoleptik secara blind test, manisan yang paling disukai responden adalah manisan dengan konsentrasi gula 20%.jawaban ini berdasarkan penagalaman responden dalam menguji manisan dari segi warna, rasa, bau, dan tekstur.manisan 20% memiliki warna coklat, rasa kurang manis, bau menyengat, dan tekstur kurang keras.

Senayawa yang terkandung dalam kulit pepaya yang berkhasiat mengurangi iritasi lambung adalah enzim papain.saat seseorang menderita maag, konsumsi antasida akan menetralkan pH lambung sehingga mengurangi kerja enzim pepsin. Enzim papain pada manisan kulit pepaya aktif pada kisaran pH asam lemah hingga netral sehingga dapat menggantikan kerja enzim pepsin. Enzin pepsin berkerja dengan cara memecah protein dalam system pencernaan yang akan dipakai untuk meregenerasi sel lambung sehingga mencegah iritasi lambung yang lebih parah.

 

B. Saran

Sebaiknya para peneliti selanjutnya bisa menambah rasa dalam manisan kulit papaya agar lebih menarik lagi.dan bisa memberikan kemasan yang bagus bagi manisan agar konsumen lebih tertarik lagi.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Joanne, Anastsya.2015.pemanfaatan kulit buah papaya sebagai manisan untuk mengurangi iritasi lambung.Bandung:UKAS.

Prastyo, Eko.2013.pemanfaatan kulit buah papaya.Surabaya:UPN Veteran.

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama