Jamu Jago : Sejarah, Produk, dan Khasiatnya


BIOLOGI TANAMAN OBAT

MUSEUM JAMU JAGO DAN MURI

Sejarah, Produk, dan Khasiatnya


Disusun oleh :

Malia ulfah (1708016015)

Siti faza Malia Nikmah (1708016015)

Akhdan Najla Malik A. (1708016013)

Denik Hermalasari (1708016015)

Riza Eka Nabila (1708016015)

Ulwiyah (1708016015)



BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Museum merupakan salah satu obyek wisata yang dapat menambah pengetahuan para penguunjung akan sejarah-sejarah terdahulu. Namun, permasalahan yang terjadi pada permuseuman Indonesia yakni sulitnya untyk menarik pengunjung. Sedikitnya jumlah pengunjung yang datang ke museum mengindikasikan bahwa museum adalah tempat wisata yang kurang menarik

Museum Jamu Jago terlerak di jalan perintis kemerdekaan No. 275 Semarang. Museum ini merupakan museum MURI (Museum Rekor Indonesia), dab PT. Jamu Jago. Keberadaan museum iini jarang dikunjungi oleh pengunjung sebagai tujuan rekreasi, kurangnya fasilitas dan penunjang lainnya membuat museum ini jarang dilirik sebagai tujuan rekreasi karena terkesan membosankan. Museum lebih banyak didatangfi oleh kunjungan sekolah, kunjungan industry oleh perguruan tinggi, serta instansi lainnya. Hal ini menjadi salah satu faktor bahwa museum bukanlah tujuan yang paling sering diminnati..

Kawasan museum ini sangat luas, terdapat pabrik pembuatan jamu jago dan museum MURI. Namun sayangnnya kondisi kawasan ini tidaklah dirawat dengan baik, banyak pohon-pohon tinggi sera semak belukar yang menghalangi pemandangan museum sehinnga museum ini tampak kurang menarik apabila dilihat dari jalan raya. Di museum Jamu Jago dan MURI kami hanya dapat dapat melihat pameran foto dan barang jadinya saja. Untuk proses produksi jamu tidak dapat disaksikan oleh sembarang orang. Sebagai contoh hanya dipamerkan beberapa macam bahan baku jamu yseperti temulawak, kencur, kayu manis dan bahan-bahan lainnya. Di dalam museum jamu jjago pemgunjung masuk ke dalam ruangan dan memutari ruangan museum dengan melihat foto, dan barang-barang yang dipajang.

Kunjungan ke museum Jamu Jago ini diadakan untuk memenuhu tugas dari dosen serta dapat menambah wawasan kami . di museum Jamu Jago dan MURI kami  dapat mengetahui bagaimana fakta-fakta tentang Jamu Jago dan kami juga dapat melihat karya-karya yang mendapat rekor, serta dapat mengetahui manfaat empon-empon  karena MURI juga didirikan oleh pendiri PT. Jamu Jago.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Jamu Jago dan MURI?

2. Bagaimana mekanisme pengolahan Jamu Jago?

3. Apa saja produk jamu yang di produksi oleh PT. Jamu Jago?

C.  Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Jamu Jago dan MURI

2. Untuk mengetahui mekanisme pengolahan Jamu Jago

3. Untuk mengetahui produk jamu yang diproduksi oleh PT. Jamu Jago

 

D. Metode

1. Observasi

Pengumpulan data melalui observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan pada lokasi museum, metode ini sangatlah penting karena dengan pengamatan maka kita dapat melihat kondisi aslinya.

2. Wawancara

Metode yang dilakukan dengan cara bertanya pada narasumber yaitu dengan memberi pertanyaan yang harus diijawab yang berkaitan dengan pemilihan judul oleh pihak yang terkait, wawancara ini dilakukan oleh anggota staf pengelola museum MURI dan Jamu Jago.

3. Tempat :  museum Jamu Jago terletak di jalan perintis kemerdekaan No. 275 Banyumanik Semarang

Waktu : Selasa 25 November 2019

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Sejarah PT. Jamu Jago

1. Generasi 1 : 1918-1936

Jamu Jago didirikan pada tanggal 1 Juni 1918 oleh Phoa Tjong Kwan aka T.K Suprana dan istrinya Tjia Kiat Nio atau Mak Jago. Keduanya merupakan pelopor pertama pembuatan jamu serbuk, yang berawal dari satu toko jamu kecil di Wonogiri Jawa Tengah. Industri Jamu Jago sudah berjalan dalam industri kesehatan selama 4 generasi.

2. Generasi 2 : 1936-1970

Tahun 1936 T.K Suprana menyerahkan tanggung jawab kepemimpinannya kepada 4 anaknya, yaitu:

1) Anwar Suprana

2) Panji Bagus Suprana

3) Lambang Suprana

4) Bambang Suprana

Tahun 1949 mulai adanya pengembangan pasar di seluruh Indonesia, ditandai dengan pabrik yang di pindah ke Semarang serta sarana produksi diganti dengan mesin. Selanjutnya pada tahun 1960 mulai didirikan cabang perusahaan yang bernama PT. Dasa Gaya Pharmasi.

3. Generasi 3 : 1970-2010

Kepemimpinan digantikan oleh ke enam cucu T.K Suprana yang bernama:

1)  Jaya Suprana

2) Sindu Anwar Suprana

3) Monika Suprana

4) Nugraha Suprana

5) Suryohadiwonoto

6) Sena Karjadi

Kesuksesan Jamu Jago tak lepas dari sosok Jaya Suprana pria kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949. Yang dikenal sebagai budayawan, pianis, pengusaha, penggagas kelirumologi sekaligus pendiri Museum Rekor Muri Indonesia (MURI). Kesuksesan Industri yang diraih diantaranya adalah diakui sebagai jamu resmi pilihan Kraton Surakarta Hadiningrat, mendapatkan penghargaan International Asia Award, Thropy For Quality dan Monde Selection.

4. Generasi 4 : 2010-Sekarang

Tahun 2010 tugas di serahkan kepada generasi keempat, yaitu:

1) Ivana Suprana

2) Arya Suprana

3) Tatum Suprana

4) Vincent Suprana

5) Andoyo Liem

Regenerasi perusahaan menjadikan perkembangan yang pesat hingga hasil produksi dapat dikenal luas sampai ke luar negeri, antara lain sampai ke Jepang, Malaysia, Singapura, Canada, dan Australia. Hal yang menyebabkan terkenalnya produk Jamu Jago adalah bahan yang digunakan alami tanpa bahan kimia, cara pembuatan tradisonal yang baik, serta terjaga kualitas dan kehigienisannya.

B. Mekanisme Pengolahan Jamu

Berdasarkan hasil kunjungan wawancara dan pengamatan pada maket mekanisme pengolahan Jamu jago, berikut adalah tahap dalam pengolahan jamu:

1. Penerimaan Bahan Baku

Bahan baku berasal sepenuhnya asli dari Indonesia, diperoleh  dari pengepul yang terdiri dari para petani di daerah Semarang. Sistemnya petani menyetorkan bahan baku pada pengepul, kemudian barang akan diangkut ke gudang pabrik oleh pengepul.

2. Pomotongan dan pencucian

Sebelum diproduksi bahan baku dibersihkan dari tanah yang masih menempel dan dipotong kecil-kecil. Sekaligus dilakukan pensortiran kembali apabila masih ada bahan yang kualitasnya jelek.

3. Pengolahan

Tahap pengolahan meliputi penjemuran, meramu, penggilingan, hingga pembakaran jamu. Alat tradisional yang digunakan untuk meramu dan menghaluskan bahan baku adalah lumpang, alu, dan pipisan. Setelah melalui pengolahan semua bahan baku akan diuji di laboratorium untuk memastikan apakah jamu layak dipasarkan.

4. Pengemasan

Produk dikemas dalam serbuk instan, kapsul, cream, sirup, puyer, dan obat luar. Proses pengemasan meliputi pembungkusan, pelabelan, dan packing kardus.

5. Pemasaran

Pemasaran produk dilakukan dengan dua cara yaitu melalui online shop di Djagostore dan melalui pengiriman mobil box. Selain di dalam negeri, produk juga sudah dipasarkan sampai ke Jepang, Malaysia, Singapura, Canada dan Australia.

C. Produk Jamu Jago

Produk jamu diproduksi dalam bentuk serbuk instan, kapsul, cream, sirup, puyer, obat luar . Berikut adalah beberapa jenis produk Jamu Jago:

1. Serbuk Instan

1) Sari rapat



Khasiat : Membantu mengurangi lendir yang berlebihan pada daerah kewanitaan, membantu memelihara kesehatan wanita dan membantu mengurangi bau badan.



2) Alamix temu jahe



Khasiat : Membantu memelihara kesehatan hati, ,membantu meredakan masuk angin seperti kembung dan mual, mengahangatkan dan menyegarkan badan



2. Kapsul

1) Diabeta



Khasiat : Secara tradisional digunakan untuk membantu meringankan gejala kencing manis.



2) Esha


 

Khasiat : Membantu memelihara stamina, secara tradisional membantu sirkulasi darah, membantu melancarkan buang air kecil.




3. Puyer

1) Puyer U1



Khasiat : Meringankan sakit kepala dan sakit gigi.




2) Puyer U3



Khasiat : Mengatasi masalaha cacingan




4. Cream

1) Bebe Roosie Bugs Repellent



Khasiat : Sebagai bahan alam yang cocok untuk kulit yang rentan alergi, gatal atau merah. kandungan aloe vera sangat efektif untuk membantu mengurangi rasa gatal dan memudarkan bekas gigitan, dan membantu mengurangi iritasi kulit.


2) Bebe Roosie Telon Cream



Khasiat : Melembabkan kulit, membantu meredakan masuk angin, perut kembung dan menghangatkan kulit bayi, dan embantu menghindarkan bayi dari gigitan nyamuk.



5. Sirup

1) Basmingin



Khasiat : Membantu meredakan gejala masuk angin seperti pusing, perut kembung dan meriang.



2) Pancasona Eboost



Khasiat : Membantu meningkatkan energi, meningkatkan kekuatan fisik, dan menjaga daya tahan tubuh



6. Obat luar

1) Parem Kocok Pusaka



Khasiat : Membantu meredakan pegal-pegal, encok, meringankan bengkak.




2) Minyak Angin Narwastu


Khasiat : Membantu melegakan pernafasan, meredakan pusing, gejala masuk angin, perut kembung kaki terkilir, pegal-pegal dan mabuk perjalanan.

D. SEJARAH MURI

Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) didirikan pada tanggal 27 Januari 1990 di kawasan perindustrian Jamu Jago, Srondol, Semarang selatan. Museum Muri diresmikan oleh dua Menteri Koordinator Republik Indonesia yaitu Menko Kesra Soepardjo Roestam dan Menko polkam Soedomo yang disaksikan oleh ketua PMI dan Gubernur Jawa tengah.

Pendirian MURI sepenuhnya didukung oleh kelompok perusahaan JAMU JAGO sebagai ungkapan semangat pengabdian kebudayaan perusahaan jamu tertua di persada Nusantara. Diluar dugaan dalam perjalanan waktu ternyata sambutan masyarakat luar biasa menggelora sehingga terciptalah rekor-rekor yang bukan hanya terbatas lingkup Indonesia namun juga rekor-rekor dunia sehingga nama MURI berkembang menjadi Museum Rekor-Dunia Indonesia.

Latar Belakang MURI

Jaya Suprana memprakarsai berdirinya Museum Rekor Indonesia, yang sekarang dikenal dengan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di Semarang. MURI ia dirikan demi menegakkan pilar-pilar kebanggaan nasional bangsa Indonesia agar bangsa Indonesia mampu dan mau menghargai karsa dan karya bukan bangsa asing, namun bangsa Indonesia. Langkah pendirian MURI sebagai lembaga pencatat rekor kemudian menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang kemudian juga mendirikan lembaga pencatat rekor nasional masing-masing.

 

Tujuan MURI

Pada awal dekade 2000, Aylawati Sarwono mulai berperan sebagai Direktur MURI yang gigih mengembangkan manajemen MURI menjadi lebih profesional melalui lembaga Institut Prestasi Nusantara. Aylawati Sarwono juga merealisasikan penyusunan dan penerbitan buku “REKOR-REKOR MURI” yang pada saat ini sudah mencapai volume kelima. Pada tahun 2014, MURI membuka Galeri di Mall of Indonesia yang khusus menampilkan rekor-rekor dunia. MURI yang didirikan pada tahun 1990 atas prakarsa Jaya Suprana dan dukungan kelompok perusahaan JAMU JAGO secara sangat sederhana dan tanpa target yang muluk-muluk ternyata berhasil dikembangkan oleh Aylawati Sarwono dengan dukungan laskar pejuang yang terdiri dari para tatalaksanawan profesional yang tergabung di Institut Prestasi Nusantara hingga menjadi lembaga yang menyatupadu pada kehidupan masyarakat Indonesia yang bangga atas prestasi superlatif karsa dan karya peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia.

CEO dan Penggagas Museum MURI Semarang

Jaya Suprana lahir di Denpasar pada 27 Januari 1949, tumbuh dan besar di Semarang, serta mengenyam pendidikan menengah dan perguruan tinggi di Jerman. Sebagai sosok berkepribadian unik, jenius, kreatif dan multitalenta, Jaya Suprana dikenal sebagai pengusaha, pianis, komponis, budayawan, penulis, presenter tv, kartunis, kelirumolog, humorolog, dan pemerhati masalah sosial. Jaya Suprana juga memiliki hubungan yang baik dengan berbagai tokoh politik, kesenian, dan keagamaan.

Pada 27 Januari 1990, Jaya Suprana memprakarsai berdirinya Museum Rekor Indonesia, yang sekarang dikenal dengan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di Semarang. MURI ia dirikan demi menegakkan pilar-pilar kebanggaan nasional bangsa Indonesia agar bangsa Indonesia mampu dan mau menghargai karsa dan karya bukan bangsa asing, namun bangsa Indonesia.

 

Direktur Museum MURI Semarang

Aylawati Sarwono, seorang pengusaha dan penari yang berdedikasi tinggi. Lahir di Malang, Jawa Timur dan besar dalam keluarga seniman, mengalir pula darah seni dalam raganya. Berawal dari tari Bali yang membawanya dalam misi kebudayaan bangsa, menyadarkan Aylawati Sarwono bahwa Indonesia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Bersama Jaya Suprana, ia mendirikan Institut Prestasi Nasional yang merupakan manajemen profesional Museum Rekor Dunia Indonesia dan Jaya Suprana School of Performing Arts. Hal ini dijadikan sebagai komitmen pengabdian untuk mewadahi anak bangsa yang ingin berkarya dan sebagai sarana berbagi ilmu bagi orang banyak.

 

VISI

Mengobarkan semangat kreatifitas dan kebanggaan nasionaldari segenap komponen masyarakat Indonesia. Menjadikan Bangsa Indonesia Besar, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, setara dengan bangsa-bangsa lain di Dunia.

MISI

Mencatat dan mendokumentasikan beragam prestasi superlerativ putra-putri Indonesia dibidang keahlian masing-masing. Menjadi sarana pencatat sejarah yang menginspirasi profesionalisme dan integritas generasi penerus.

Klasifikasi Muri

1. Rekor Indonesia

2. Rekok Dunia

Klasifikasi Rekoris

1. Perorangan

2. Korporasi

3. Yayasan Sosial

4. Pemerintah

 

Kriteria Rekor

1. Rekor Perdana : Rekor yang pertama dalam bidangnya masing-masing.

2. Rekor Superlafif : Bersifat “Paling” dan dapat diukur secara kuantitatif.

3. Rekor Unik dan Langka : Mempunyai keistimeaan khusus.

Afiliasi

Langkah pendirian Muri sebagai lembaga pencatat rekor kemudian menjadi inspirasi bagi Negara-negara lain yang kemuadia juga mendirikan lembaga pencatat rekor nasional masing-masing.

Pada 18 Juni 2016,  MURI hadir dalam pertemuan antar lembaga pencatat rekor Asean di Bangkok, Thailand. Dalam pertemuan tersebut ditandatangani kesepakatan kerjasama antara MURI dengan lembaga pencatat Rekor Singapura (Singapore Book of Records), Thailand (Thailand Rekords), Vietnam (Vietnam Book of Records) dan Kamboja (Cambodia Book of Records).

Pertemuan antar lembaga pencatat rekor Asean ini diselenggarakan setiap tahun dan akan terus dikembangkan menjadi satu wadah persahabatan serta memperluas kerjasama lembaga pencatat rekor tingkat dunia.

Dewan Kehormatan MURI

1. Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko

2. Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. (H.C) H. Sutiyoso

3. Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D., S.H., S.U

4. Prof. Dr. Salim Said. M.a., MAIA

5. Prof. Dr. Hj. Siti Musdah Mulia, MA

6. Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, SJ

7. Prof. Dr. Hendrawan Supratikno

8. Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin, M.Sc., M.Eng.

9. Dr. H.S Dillon

10. Prof. Dr. Sri Edi Swasono

11. Prof. Dr. A.M. Hendropriyono

12. Dr. Anies Rasyid Baswedan

13. Drs. Christanto Wibisono

14. Dr. Rizal ramli

15. Fadli Zon, SS., M.Sc

Kantor dan Galery MURI

1. Semarang

Jalan Perintis Kemerdekaan 275-Semarang

2. Jakarta

Mall of Indonesia LG Floor, Kelapa Gading-Jakarta

 


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Jamu Jago didirikan pada tanggal 1 Juni 1918 oleh Phoa Tjong Kwan aka T.K Suprana dan istrinya Tjia Kiat Nio atau Mak Jago. Keduanya merupakan pelopor pertama pembuatan jamu serbuk, yang berawal dari satu toko jamu kecil di Wonogiri Jawa Tengah. Industri Jamu Jago sudah berjalan dalam industri kesehatan selama 4 generasi. Banyak sekali produk yang telah dikembangkan oleh PT Jamu Jago ini, dan produk yang telah dikembangkan juga memiliki standarisasi sebagai obat herbal dan layak untuk digunakan.

Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) didirikan pada tanggal 27 Januari 1990 di kawasan perindustrian Jamu Jago, Srondol, Semarang selatan. Museum Muri diresmikan oleh dua Menteri Koordinator Republik Indonesia yaitu Menko Kesra Soepardjo Roestam dan Menko polkam Soedomo yang disaksikan oleh ketua PMI dan Gubernur Jawa tengah. Pendirian MURI sepenuhnya didukung oleh kelompok perusahaan JAMU JAGO sebagai ungkapan semangat pengabdian kebudayaan perusahaan jamu tertua di persada Nusantara.

B. Kritik dan Saran

Laporan kujungan yang telah kelompok kami buat ini masih belum sempurna, sehingga kami dengan sangat membuka adanya kritik dan saran yang dapat membangun sehingga nantinya laporan kunjungan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Lampiran







Post a Comment

Lebih baru Lebih lama