Pemanfaatan Kayu manis Sebagai Jamu Penurun Risiko Diabetes dan Antibakteri

 

Kayu manis Sebagai Jamu Penurun Risiko Diabetes dan Antibakteri

Image Source: kompas.com


Oleh : Akhdan Najla Malik Al'Abda

Tujuan : Mengetahui manfaat tumbuhan kayu manis sebagai jamu atau obat tradisional

Latar Belakang

Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman herbal  yang sering digunakan sebagai rempah-rempah, maupun untuk jamu di kalangan masyarakat di indonesia karena memiliki khasiat untuk mengobati beberapa penyakit seperti penurun gula darah, obat kumur untuk menghambat streptococcus, antibakteri, dan anti diabetes.

Pembahasan

Kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki aktivitas antibakteri karena memiliki senyawa aktif berupa alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, kuinon dan triterpenoid. Sifat basa alkaloid akan mempengaruhi tekanan osmotik antara bakteri dengan lingkungan hidupnya. Saponin memiliki kemampuan dalam membentuk busa dan menghemolisis darah.Tanin berperan sebagai antibakteri dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik bakteri. Polifenol merupakan senyawa golongan dari fenol yang berperan merusak membran sitoplasma bakteri, sehingga menyebabkan ketidakstabilan fungsi pengendalian susunan protein dari sel bakteri. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri. Kuinon mampu membentuk kompleks dengan asam amino sehingga protein bakteri kehilangan fungsi. Triterpenoid akan berikatan dengan lemak dan karbohidrat menyebabkan permeabilitas membran sel bakteri terganggu.

Menurut hasil, bakteri Gram-positif lebih sensitif terhadap minyak esensial C. Zeylanicum(Kayu manis) daripada bakteri Gram-negatif .Hasil ini konsisten dengan yang ditemukan oleh Bishnu et al. (2009). Beberapa molekul minyak (cinnamaldehyde dan cinnamyl) mengikat protein membran dan menghambat sintesis peptidoglikan, komponen penting dari dinding sel bakteri, sehingga meningkatkan efek antibakteri mereka. 

 

Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik kompleks yang ditandai oleh suatu keadaan hiperglikemia yaitu meningkatnya kadar gula darah melebihi kadar normal (Auroma et al., 2006). Menurut WHO, diabetes adalah ancaman yang meningkat bagi kesehatan masyarakat. Sehingga diadakan percobaan dengan pemberian ekstrak etanol kayu manis dosis 20,8 mg kepada mencit ternyata mampu menurunkan glukosa darah. Ekstrak kayu manis dosis 20,8 mg sama efektifnya dengan glibenklamid dalam menurunkan glukosa darah. Begitupula Alusinsing dkk (2014) juga membuktikan terjadinya penurunan kadar gula darah pada mencit setelah diberi ekstrak etanol kulit kayu manis. Penelitian Kusumaningtyas dkk (2014) dengan memberikan seduhan bubuk kayu manis pada dosis 0,73 mg/g bb mampu memperbaiki struktur pankreas mencit jantan strain Balb-C setelah dipapar dengan aloksan. Selain pada kulit batang, aktifitas antidiabetes juga didapatkan dari ekstrak daun kayu manis. Penelitian Kondoy dkk (2013) menemukan bahwa ekstrak etanol daun kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa.

Kesimpulan

Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman herbal  yang sering digunakan sebagai rempah-rempah, namun juga memiliki sifat antibakteri karena  kandungan kimia yang dimilikinya berupa alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, kuinon dan triterpenoid, Sehingga dapat digunakan sebagai jamu atau obat tradisional untuk beberapa penyakit seperti penurun gula darah, obat kumur untuk menghambat streptococcus, Antibakteri, dan anti diabetes.

Daftar Pustaka

Kondoy S dkk. 2013. Potensi Ekstrak Etanol Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Dari Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Di Induksi Sukrosa. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03

Alusinsing G dkk. 2014. Uji Efektivitas Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) yang Diinduksi Sukrosa. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – Unsrat Vol. 3 No. 3.

Kusumaningtyas ID dkk. 2014. Pengaruh Seduhan Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Terhadap Struktur Pankreas Mencit (Mus musculus) Strain Balb-C Diabetik. Jurnal Ilmu Dasar, Vol.15 No.2, Juli 2014: 69-73

 Bishnu J, Sunil L, Anuja S, (2009). Properti Antibakteri dari Tanaman Obat yang BerbedaOcimum sanctumCinnamomum zeylanicumXanthoxylum armatum dan Origanummajorana. Kathmandu Univ. J. Sci., Eng. Technol. 5 (1): 143-150.

Sabtie HA, Ali IN, dan Humudat YR (2015) Formasi Biofilm Mikroba sebagai Fenomena Mikroorganisme Lampiran Gigi yang Mengotori Gigi di Lingkungan Rongga Mulut. Jurnal Ilmu Kehidupan. 9: 40-46.

Ditulis Oleh : Akhdan Najla


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama