Pengaruh Keimanan Bagi Kehidupan Masyarakat Islam Masa Kini

MAKALAH

PENGARUH KEIMANAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM MASA KINI

 

DISUSUN OLEH:

Akhdan Najla Malik Al’abda (1708016013)

 


  

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini manusia terkadang tidak banyak mengetahui pengertian, hakikat, maupun hubungan antara iman, ilmu serta amal.Era globalisasi yang tidak dapat dihindarkan lagi.Seakan membawa masyarakat kita terlena sehingga mengkesampingkan prihal keagamaan.Padahal apabila dikaji dan dipertimbangkan lebih matanga serta jauh. Ketika kita mengetahui tentang keimanan dan hubungan antara keimanan dengan berbagai aspek dalam kehidupan kita maka, akan ada dua atau bahkan lebih keuntungan yang kita dapat. Yang pertama adalah jelas bahwa kita insyallah diberi keselamatan dunia dan akhirat, yang kedua adalah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maka perasaan damai dan tentram selalu berada dalam diri kita. Dalam kehidupan, kita tidak hanya dituntut baik dalam beretika, namun secara spiritual pun kita juga butuh akan hal itu. Karena apabila kita memiliki sisi spiritual yang baik, maka dapat dipastikan kita akan menjadi orang yang baik pula.

Sebagian umat islam pada masa sekarang ini sudah banyak yang berfikiran bahwa Dunia dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya memperbudak sebagian umat Islam sehingga mereka menjadi budak nafsu duniawi. Dan pada saat mereka begitu kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena banyak dosa.

Disinilah iman itu mengambil peranyya sebagai jalan keluar atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan tersebut. Ketika seseorang telah bias memahami dan menerapkan konsep dari iman tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatsi permasalahan hidupnya ,dan mendapat manfaat dari keimananya tersebut. Jadi iman itu sangat penting bagi manusia  khususnya bagi pemeluk agama islam agar mendekatkan kita diri kepada Allah SWT Dan menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa.

 

1.2 Rumusan masalah

Maksud akan pembuatan makalah ini adalah, untuk menyelesaikan tugas mengenai ‘Pengaruh Iman Terhadap Kehidupan Masyarakat Islam Masa Kini’. Lebih spesifik lagi, permasalahan dalam makalah ini dapat dirinci :

a.   Apa yang dimaksud dengan iman?

b.   Apakah macam-macam keimanan dan bentuknya?

c.   Bagaimanakah Hubungan Iman dan Islam?

d.   Apa sajakah  Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan?

e.   Apa sajakah manfaat keimanan bagi kehidupan manusia bagi masyarakat islam modern?

f.   Bagaimanakah sifat dan karakteristik seseorang yang beriman?

 

 

 

Manfaat Penulisan

Dari penulisan makalah ini, diharapkan pembaca lebih mengetahui definisi keimanan, hakikat keimanan, dapat mengetahui korelasi antara iman, ilmu dan pengaruh iman pada masyarakat modern, serta pembaca mengetahui karakteristik dan sifat dari seseorang yang beriman. Juga penulis berharap, implementasi keimanan dalam kehidupan sehari-hari dapat lebih bermakna. Aamiin

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1. Pengertian Iman

Secara bahasa , iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara menurut istilah adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari.

 

            Kata Iman di dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam- macam. Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa kata iman didalam al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari- hari.

 

~ Iman dalam arti semata-mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi dengan hati dan perbuatan dapat dilihat dari arti QS. Al-Baqarah, 2 :8-9,yaitu:

 

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ  يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ 

 

“ Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan :” Kami beriman kepada Allah dan hari Akhirat, sedang yang sebenarnya mereka bukan orang- orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan menipu orang-orang yang beriman, tetapi yang sebenarnya mereka menipu diri sendiri dan mereka tidak sadar.

 

 

 

 

~ Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan hatinya tidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:

 

إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً۬

 

 

“ Sesungguhnya orang-orang munafik (beriman palsu) itu hendak menipu mereka. Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri dengam malas, mereka ria (mengambil muka) kepada manusia dan tiada mengingat Allah melainkan sedikit sekali”.

 

~ Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi al-jawatih,artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan pembenaran hati, dan mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota badan. Contoh iman model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid, 57:19:

 

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۤ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلصِّدِّيقُونَ‌ۖ وَٱلشُّہَدَآءُ عِندَ رَبِّہِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡ‌ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَڪَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَآ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَحِيمِ

 

“ Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang- orang yang Shiddiqien”.

 

            Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di dalam al- Qur’an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya sebatas pada ucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup ucapan.Perbuatan dan keyakinan dalam hati.

 

 

 

 

 

 

2. Bentuk Keimanan

 

A.  Iman kepada Allah

Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.

B.  Iman kepada Malaikat-malaikat Allah

Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda,“iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang buruk.”

Dalam hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik.

C.  Iman kepada Kitab-kitab Allah

Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya.karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.

 

D.  Iman kepada Rasul-rasul Allah

Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala.Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.

 

E.  Iman kepada Hari Akhir

Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur).Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.

 

F.  Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk

Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala.Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.

 

 

3. Hubungan Iman dan Islam

Kata islam sebagaimana diketahui berasal dari kata aslama yuslimu islaman yang artinya berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah. Orang yang melakukan demikian selanjutnya disebut muslim.

            Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai landasan untuk melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan tegas memegang taguh pengertian seperti ini, karena menurut Al-qur’an walaupun setan dan malaikat itu sama-sama adanya, namun beriman kepada malaikat acap kali disebut sebagai bagian dari rukun iman, sedang terhadap setan orang diharuskan mengafirinya.

Hal ini misalnya terlihat pada ayat:

 

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وللَّهَِ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

 

 

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

            Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman dan islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan kepada segi keyakinan dalam hati, sedangkan islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.

 

4. Hal-hal yang dapat meningkatkan keimanan

 

1.       Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.

2.       Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan kesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang, menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah.

        3.       Senantiasa menuingkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya

5. manfaat keimanan bagi kehidupan manusia bagi masyarakat islam modern

A. Manfaat iman secara umum yaitu:

·  Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa

·  Iman akanmenimbulkan rasa kasih saying kepada sesama dan akan meningkatkan tali persaudaraan dengan-Nya.

· Iman akan membebaskan jiwa manusia dari kekuasaan orang lain

· Iman yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus maju karena           membela kebenaran.

· Iman yang disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci dibukakannya kehidupan yang baik, adil dan makmur.

· Orang yang beriman akan diberikan kekuasaan dengan mengangkatnya sebagai khalifah di muka bumi.

· Orang yang beriman akan mendapat pertolongan dari Allah.

· Iman akan membawa terbukanya keberkahan di langit dan bumi.

B. Manfaat bagi masyarakat islam modern yaitu:

· Meyakini bahwa dunia dan isinya adalah ciptaan Allah

· Tidak terlena akan nafsu duniawi

· Sadar bahwa segala sesuatu yang dilakukan akan selalu diawasi oleh Allah sehingga terhindar dari perilaku yang buruk

· Terhindar dari hal yang maksiat

· Menyadari bahwa semua hal didunia hanya bersifat sementara sehingga kita biasa lebih bertaqwa kepada Allah SWT

6. sifat dan karakteristik seseorang yang beriman

1. Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah karena     cobaan.

2. Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.

3. Senang mencari dan menambah ilmu.

4. Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal soleh yang dikerjakannya belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih banyak beramal.

5. Sederhana dan selalu menjaga kebersihan karena kebersihan sebagian dari iman

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan:

Berdasar penjabaran yang telah disampaikan, bahwa keimanan manusia telah Allah tulisakan dalam Al-Quran dan telah disebutkan pula As-Sunnah. Tingkat keimanan seseorang berbeda-beda terutama pada zaman modern ini masih banyak orang yang merasa beragama tetapi tidak memiliki keyakinan akan Tuhannya. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa keimanan seorang dapat berubah menjadi lebih baik melalui beberapa tingkat, mulai dari dasar hingga tingkatan yang lebih tinggi.Namun karena keimanan seseorang dari hati, terkadang iman ini dapat naik ataupun turun. Tetapi, apabila masing-masing dari kita dapat beristiqomah insyallah iman kita akan tetap terjaga.

 

Saran:

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan terutama mengenai tata bahasa dan juga refrensi. Juga kita sebagai mahasiswa semester awal menyadari akan kekurangan itu. Maka, penulis berharap apabila terdapat kesalahan mohon dimaklumi dan dimaafkan karena keterbatasan penulis.Juga kritik ataupun saran, sangat diharapkan agar di kemudian hari dapat menghasilkan makalah maupun karya tulis yang lebih baik.

 

 

Daftar Pustaka

 

Hafidudin,Didin.2005.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Syaamil.Bandung

Azra, Azyumardi. 2008. Kajian Tematik Al-Qur’an tentang Ketuhanan. Angkasa. Bandung.

Alkaff,Abdullah.1987.Tauhid.Risalah.Bandung

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama