Identifikasi Keanekaragaman Insecta (Ordo Odonata, Coleoptera Dan Lepidoptera) Di Cagar Alam Ulolanang Kecubung

 Identifikasi Keanekaragaman Insecta (Ordo Odonata, Coleoptera Dan Lepidoptera) Di Cagar Alam Ulolanang Kecubung

source: kompasiana.com

 

Melin Septiani, Fina Idamatus Silmi, Akhdan Najla Malik Al Abda, Ulwiyah, Pusa Devi

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang

 

Abstrak

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati. Indonesia juga merupakan salah satu negara megabiodiversitas karena berada di Kawasan tropic. Salah satu dari keanekaragaman tersebut adalah serangga. Serangga memiliki peranan penting bagi lingkungannya, oleh karena itu keberadaanya perlu dijaga. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan studi literatur dari artikel-artikel ilmiah atau jurnal. Dalam penelitian ini terdapat beberapa ordo yang dapat ditemui di Cagar Alam Ulo Lanang. Yaitu ordo Lepidoptera, ordo Odonata dan ordo Coleoptera dan dari masing-masing ordo tersebut ada 2 jenis yang ditemukan. Cagar Alam Ulo Lanang merupakan kawasan yang masih terjaga kelestariannya, keanekaragaman tumbuhan yang ada di Cagar Alam Ulo Lanang merupakan habitat ideal bagi beberapa jenis serangga. Beberapa jenis yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah Coccinella transversalis, Catopsilia pyranthe (Mottled Emigrant), Eurema hecabe, Catopsilia Pomona, Euphaea variegate, dan Libellago sp.

Kata kunci: serangga, lepidoptera, odonata dan coleoptera.

PENDAHULUAN

      Indonesia merupakan salah satu negara megabiodeversitas atau Negara yang memiliki keaneragaman hayati tinggi karena berada di kawasan tropis yang memliki iklim stabil dan terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Australia sehingga menjadikan Indonesia sebagai jalur lintasan distribusi biota (Indrwan dkk, 2007).

Keanekaragaman hayati merupakan istilah untuk semua kehidupan di bumi, baik tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme serta berbagai materi genetiknya. Salah satu dari keanekaragaman hewan adalah serangga. Serangga memiliki peranan penting bagi ekosistem, serangga termasuk dalam golongan hewan yang dominan di bumi karena jumlah serangga melebihi semua hewan melata darat lainnya dan serangga berada dimana-mana (Khalimah et al., 2019).

Salah satu dari sekian banyak jenis serangga adalah Kupu-kupu. Kupu-kupu merupakan serangga dalam ordo Lepidoptera. Menurut whitten et al., 1999 dikutip oleh Herlambang A.E.N. (2016) Menyebutkan bahwa tingkat endemik kupu-kupu di Indonesia mencapai 35% dari total jumlah spesies yang ada di dunia, dan sekitar 2.000 spesies kupu-kupu ada di Indonesia, serta sekitar 640 spesies diperkirakan terdapat di Jawa. Selain kupu-kupu, Indonesia kaya akan keanekaragaman capung, terdapat lebih dari 900 jenis capung di Indonesia atau 15% dari jumlah jenis capung diseluruh dunia ada di Indonesia. Di pulau jawa terdapat 150 jenis capung dan 26 jenis diantaranya adalah jenis endemik. Jenis insecta lain yang dapat ditemukan adalah serangga dari ordo Coleoptera.

    Cagar Alam Ulolanang meruapakan kawasan yang masih terjaga kelsetariannya, sehingga memiliki keanekaragaman yang tingggi. Cagar Alam Ulolanang Kecubung terletak di Kabupaten Batang tepatnya di Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Cagar Alam Ulolanang memiliki luas wilayah ± 69,70 Ha. Keanekaragaman tumbuhan yang ada di Cagar Alam Ulo Lanang merupakan habitat ideal bagi beberapa jenis kupu-kupu dan serangga lainnya.  Selain itu ada juga beberapa jenis serangga seperti yang tergolong dalam ordo Coleoptera dan Odanata, namun jumlah nya tidak sebanyak kupu-kupu. Ada 2 jenis dari ordo Coleoptera,  2 jenis dari ordo odonatan dan 3 jenis dari ordo Lepidoptera yang akan dibahas dalam artikel ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui morfologi dan keanekaragaman insecta dari beberapa ordo karena belum ada data terkait morfologi dari jenis jenis insecta yang tergolong dalam ordo Coleoptera dan Odonata yang ada di Cagar Alam Ulolanang Kecubung (BKSDA 2001).

    METODE PENELITIAN

       Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Ulolanang Kecubung, Batang. Metode yang dilakukan adalah menggunakan studi literatur jurnal dan artikel ilmiah yang membahas tentang insecta dan untuk keanekaragaman yang terdapat pada Cagar Alam Ulolanang Kecubung. Data hasil pengamatan diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Khalimah dan kawan kawan (2019) sedangkan untuk membahas morfologi dari beberapa insecta yang tergolong dalam ordo Lepidoptera, Coleoptera dan Odonata menggunakan studi literatur dari jurnal-jurnal atau artikel-artikel ilmiah yang terkait.

 

 

 

 

 

HASIL

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Keanekaragaman Jenis Insecta di Cagar Alam Ulolanang

No

Ordo

Spesies

Jumlah

1

Odonata

Euphaea Variegata

3

2

Odonata

Libellago sp.

7

3

Coleoptera

Coccinella transversalis

1

4

Lepidoptera

Catopsilia pyranthe (Mottled Emigrant)

6

5

Lepidoptera

Eurema hecabe

16

6

Lepidoptera

Catopsilia Pomona

7

Sumber data: Khalimah,S., et.al., (2019).

 

PEMBAHASAN

    Berdasarkan tabel 1.1 Ordo yang paling banyak ditemukan pada Cagar Alam Ulolanang adalah Lepidoptera. Jenis Lepidoptera yang ditemukan memiliki morfologi yang berbeda-beda kemudian selain Lepidoptera ada juga dari Ordo Coleoptera dan Odonata. Berikut morfologi dari beberapa jenis Odonata, Lepidoptera dan Coleoptera:

1) Euphaea variegata

Secara umum, spesies Euphaea variegate tersebut memiliki ciri morfologi panjang total 44 mm bentuk kepala menonjol, mata atas cokelat gelap bawah berwarna abu-abu, thoraks berwarna hitam kehijauan dengan pola bercak kuning batas segmen, abdomen berwarna hitam dengan pajang 36 mm, sayap berwarna hitam pangkal transparan pola oval mengkilat tengah sayap. Panjang sayap depan 31,5 mm, panjang sayap belakang 29 mm, lebar sayap depan 8,5 mm, lebar sayap belakang 9,5 mm, dan terdapat pterostigma berwarna hitam. Pada jantan tungkai berwarna hitam dan abdomen berwarna hitam sedangkan pada betina thorax coklat muda berseling hitam. Sayap berwarna cokelat muda transparan dengan abdomen hitam (Alamsyah Elang dkk, 2016).

Euphaea variegata merupakan penerbang yang lemah, yanh bisa ditemukan sedang hinggap di daunan tepi sungai. Spesies ini merupakan penerbang yang tidak terlalu cepat, aktif dari pagi sampai menjelang sore hari. Biasa hinggap di bebatuan pada air mengalir ataupun tenang, juga ada sebagian yang hinggap didedaunan tepi sungai. Spesies ini banyak ditemukandengan insetitas cahaya matahari yang rendah seperti ditepi sungai atau parit yang teduh dan ternaungi oleh pepohonan atau dibawah tanaman. Umumnya spesies ini banyak ditemukan dibebatuan pada air yang mengalir ataupun tenang dan ada sebagian yang ditepi sungai ditanaman golongan bawah (Alamsyah Elang dkk, 2016).

variegata jantan memiliki mata, toraks dan abdomen yang gelap, namun disisi toraksnya terdapat strip warna kuning dan memili warna warna pelangi metalik. Sedangkan E. variegata betina memiliki kepala berwana gelap dan mata kecoklatan, toraksnya berwarna abu-abu dan terdapat strip warna kuning pada  toraks yang lebih lebar disbanding daripada jantan. Abdomen dari E. variegate berwarna gelap dan memiliki sayap yang berwana coklat (Styono et al., 2017).

2) Libellago sp.

Ada beberapa serangga yang ada di Cagar Alam Ulolanng, salah satunya adalah capung Libellago sp. Capung ini keberadaannya sedikit dan memiliki pola penyebaran ada yang teratur dan ada yang berkelompok. Pola penyebarang ini dipengaruhi oleh adaptasinya terhadap habitat. Untuk pola yang berkelompok disebabkan karena faktor pembatas terhadap kebeadaan populasi tersebut, seperti kecepatan arus aliran sungai. Pola penyebarang yang mengelompok ini cenderung dimiliki oleh serangga (Ilhamdi, 2018).

Capung Libellago lineata memiliki warna yang di dominasi oleh kuning dan hitam. Di bagian kepala terdapat mata majemuk berwarna coklat kehitaman. Bagian abdomen berwarna kuning dengan sisi atas dan sisi bawah hitam. Ukuran tubuh capung jenis ini kecil. Berikut adalah klasifikasinya: (Makur, 2014)

3) Coccinella transversalis

Genus Coccinella umumnya memiliki tubuh sedang yaitu 0,25 cm-1,5 cm. ada sekitar 300 spesies kumbang Coccinella yang tersebar luas di Indonesia. tubuh kumbang ini berbentuk cakram, oval sampai bulat dan dorsal cembung. Permukaan tubuhnya mengalami sklerotisasi dengan warna di bagian dorsal berwarna cerah kuning sedangkan bagian ventral tubuh rata dan berwarna pucat. Jumlag segmen abdomen dan tarsus tangkainya sering digunakan untuk penentuan karakter spesies (Riyanto, 2017).

Kumbang jenis ini adalah kumbang predator yang banyak ditemukan di Kawasan Asia. Coccinella transversalis ini biasanya memangsa serangga yang bertubuh lunak seperti kutu daun,kutu sisik dan tungau. Kemampuan memangsa kumbang ini cukup tinggi dan berpotensi sebagai agen hayati. Coccinella transversalis memilki siklus hidup yang panjang yakni 4, 73 hari dan selama hidupnya kumbang betina dapat meletakkan telur sebanyak 14, 38 butir. Telur kumbang C. transversalis ini melewati masa inkubasi selama 0,58 hari dengan suhu yang cukup tinggi, karena semakin tinggi suhu maka penetasan telur juga akan semakin cepat (Efendi, 2018).

4) Catopsilia pyranthe (Mottled Emigrant)

Ada 6 spesies dalam genus Catopsilia, termasuk gorgophone dari Australia, thauruma dari Madagaskar; pyranthe dan scylla dari wilayah Oriental; dan florella yang ditemukan di seluruh Afrika dan juga di India, Myanmar, Thailand dan timur ke Cina.

Anggota genus yang paling luas adalah pomona dan pyranthe, keduanya ditemukan dari India dan Sri Lanka ke Malaysia, timur ke Filipina, dan selatan melalui Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Timor, dan Papua Nugini, ke Australia utara.

Emigran Berbintik-bintik, seperti namanya, sangat bermigrasi dalam perilaku dan karena itu dapat ditemukan di banyak habitat termasuk semak Akasia, hutan terbuka yang kering, daerah pantai, taman dan gurun.

Memiliki telur berbentuk skittle kehijauan-putih diletakkan baik secara tunggal atau dalam kelompok kecil 3 atau 4, pada permukaan atas atau bawah daun tanaman pangan larva. Ini termasuk Cassia, Ormocapum dan Senna (Fabaceae). Ulat dewasa berwarna hijau pucat dengan garis lateral keputihan. Ini disamarkan dengan sangat baik karena terletak di sepanjang pelepah daun. Pupasi terjadi jauh dari foodplant, di batang semak di dekatnya, atau di batang pohon, pagar atau bangunan.(Linnaeus1758)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Pieridae

Sub Famili : Coliadinae

Genus : Catopsilia

Spesies : C. pyranthe

(Linnaeus1758)

5) Eurema hecabe

Eurema hecabe adalah kupu-kupu kuning yang indah,  memiliki lebar sayap 35 hingga 45 mm. Rumput biasa, kupu-kupu kuning berukuran kecil. Kupu-kupu ini memiliki sayap kuning cerah, dengan coklat kehitaman yang berbatasan dengan sisi atas dan bagian bawah sayap berwarna kuning pucat dengan bintik-bintik coklat dan memiliki pita hitam sempit di sayap belakang. (D. Khan and Zulfiqar Ali Sahito, 2012)

Eurema hecabe memiliki warna yang berbeda di sayap mereka tergantung pada musim.  Biasanya ada dua titik sel pada bagian depan - karakteristik yang terutama digunakan untuk mengidentifikasi spesies mirip genus. Pada tahap larva warna tubuh hijau kusam dengan garis putih bermata kuning, dan warna kepala hijau.

Larva dari spesies ini memakan berbagai tanaman dan rerumputan, tergantung pada daerahnya, meskipun mereka sering termasuk tanaman dari Euphorbiaceae, keluarga spurges, dan Fabaceae, keluarga kacang-kacangan, kacang polong dan kacang-kacangan. Pada tahap pupa panjang tubuh adalah antara 16 hingga 22 mm. Pupa itu memiliki kepala yang runcing dan bantalan sayap yang lancip, dan tubuhnya sebagian besar tidak ditandai kecuali untuk pita punggung berwarna kecoklatan pucat dan sempit. Biasanya pupa itu soliter dan hijau, tetapi kadang-kadang pada ranting dalam jumlah besar.

Distribusi Mereka ditemukan di sebagian besar Asia, Afrika, Madagaskar, Arab Saudi, India, Sri Lanka, kepulauan Pasifik Selatan, Australia, dan Solomon ke Fiji dan Tonga.

Mereka lebih suka area hutan terbuka, tanah terlantar, dan padang rumput. Mereka juga ditemukan di sepanjang tepi jalan dan tepi sungai, dan di taman dan kebun di ketinggian antara permukaan laut dan sekitar 1000 meter. Ditemukan terbang dekat dengan tanah di rumput terbuka dan semak belukar. Kebiasaan mereka berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di bidang pasir atau tanah yang lembab. Kupu-kupu jantan sering terlihat dalam kelompok besar, dan betina biasanya terbang sendiri untuk menemukan nektar dari berbagai macam tanaman.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Family : Pieridae

Genus : Eurema

Spesies : Eurema hecabe

Linnaeus, 1758

 

 

6) Catopsilia Pomona

Catopsilia pomona memiliki kelimpahan tertinggi, baik di hutan sekunder maupun area padang rumput/semak. Tingginya kelimpahan ini dikarenakan tumbuhan inangnya Catopsilia pomona, yaitu Cassia siamea dan Cleome rutidosperma, serta tumbuhan bunga yang disukainya terutama jenis Lantana camara dijumpai di sebagian besar titik pengamatan di area hutan sekunder dengan jumlah melimpah. Ketersediaan tumbuhan inang dan bunga ini menyebabkan makin banyak Catopsilia pomona yang berkunjung ke kedua area tersebut untuk melakukan nectaring maupun bertelur, karena kebutuhan makanan dan kelangsungan hidupnya lebih terjamin. Hasil ini sesuai pendapat Rahayu dan Basukriadi (2012), bahwa kelimpahan jenis kupu-kupu erat kaitannya dengan kelimpahan tumbuhan sumber pakannya.

Kehadiran predator turut mempengaruhi jenis dan kelimpahan kupu-kupu yang ada. Pengamatan menunjukkan bahwa predator yang dijumpai di hutan sekunder lebih banyak jenisnya dibanding area padang rumput/semak, namun kelimpahannya lebih tinggi di area padang rumput, khususnya dari jenis burung pemakan serangga. Kelimpahan predator yang lebih sedikit di hutan sekunder, didukung dengan lebih banyaknya tumbuhan di area ini, terutama dari jenis pohon menyebabkan kupu-kupu mempunyai banyak tempat untuk berlindung dari serangan predatornya, sehingga jenis dan individu kupu-kupu yang hadir di area ini pun lebih banyak. Sebaliknya, area padang rumput sangat terbuka, karena vegetasinya didominasi oleh rumput-rumputan dan semak, serta sangat jarang didapati pohon menyebabkan hanya sedikit tempat perlindungan untuk kupu-kupu di area ini, dan akan sangat mudah bagi predator, khususnya dari jenis burung pemakan serangga untuk menemukan mereka.

KESIMPULAN

Keanekaragaman serangga yang terdapat di Cagar Alam Ulolanang yang dapat ditemukan adalah dari anggota Ordo Lepidoptera, Ordo Coleoptera dan Odonata. Dari ke tiga ordo tersebut ditemukan masing-masing dua spesies yaitu Coccinella transversalis, Catopsilia pyranthe (Mottled Emigrant), Eurema hecabe, Catopsilia Pomona, Euphaea variegate, dan Libellago sp.

 

DAFTAR PUSTAKA

Borror, D. J.; Charles, A. T. and Norman, F. J. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga.

Yogyakarta: UGM Press.

[BKSDA] Balai Konservasi Sumber Daya Alam. 2001. Penilaian Potensi Cagar Alam

 Ulolanang Kecubung. Semarang: Balai KSDA Jawa Tengah.  

Effendi, Siska, dkk. 2018. Biologi dan Statistik Demografi Coccinella transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae), Predator Aphis gossypii Glover. Jjrnal Perlindungan Tanaman Indonesia. vol 22(1): 91-97.

Herlambang A.EN dkk, 2016. Struktur Komunitas Capung di Kawasan Wisata Curug Lawe Benowo Ungaran Barat Alamsyah Elang Nusa Herlambang, Mochamad Hadi, dan Udi Tarwotjo. Jurnal Bioma. Vol. 18 (1):70-78.

Ilhamdi, M. L. 2018. Pola Penyebaran Capung (Odonata) Di Kawasan Taman Wisata Alam Suranadi Lombok Barat. Jurnal Biologi. Vol. 18(1): 27-33.

Indrawan dkk, 2007. Biologi Konservasi. Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Khalimah, Siti, dkk. 2019. Studi Eksplorasi Keanekaragaman Serangga Di Cagar Alam Sebagai Sumber Belajar Materi Keanekaragaman Hayati. Jurnal Bioma.  Vol. 8 (1).hal 304-314.

Makur, Nando. 2014. Capung BATU Kuning. http://Biodiversitywarriors.org (Acces 02 Mei 2020).

Riyanto. 2017. Studi morfologi musuh alami Aphis gossypii (Hemiptera: Aphidididae).jurnal Pembelajaran Biologi. Vol 2(3): 97-112.

Sihombing. 2002. Satwa Harapan I pengantar Teknologi Budidaya. Bogor: Pustaka

Wirausaha Muda.

Styono et al., 2017. Dragonflies of Yogyakarta, Jenis Capung Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Indonesia Dragonfly Society. 

Linnaeus, C. 1758. Systema Naturae per Regna tria Naturae, secundum Classes, Ordines, Genera, Species, cum Characteribus, Differentiis Synonymis, Locis, (ed. 10) 1:1-824, i-iii.

D. Khan and Zulfiqar Ali Sahito.2012. EUREMA HECABE (LINNAEUS, 1758) LEPIDOPTERA: PIERIDAE], A SERIOUS  SEEDLING PEST OF ACACIA STENOPHYLLA A. CUNN. EX. BENTH., IN KARACHI . Department of Botany, University of Karachi, Karachi-75270, Pakistan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama