FAKTOR PEMICU MUNCULNYA RADIKALISME

 FAKTOR PEMICU MUNCULNYA RADIKALISME



Secara garis besar gerakan radikalisme disebabkan oleh faktor ideologi dan faktor non-ideologi seperti ekonomi, dendam, sakit hati, ketidak percayaan dan lainnya. Faktor ideologi sangat sulit diberantas dalam jangka pendek dan memerlukan perencanaan yang matang karena berkaitan dengah keyakinan yang sudah dipegangi dan keagamaan yang kuat. Faktor ini hanya bisa diberantas permanen melalui pintu masuk pendidikan (soft treatment) dengan cara melakukan deradikalisasi secara evolutif yang melibatkan semua elemen. Pendekatan keamanaan (security treatment) hanya bisa dilakukan sementara untuk mencegah dampak serius yang ditimbulkan sesaat.

Faktor ideologi merupakan penyebab terjadinya perkembangan radikalisme di kalangan mahasiswa. Secara teoretis, orang yang sudah memiliki bekal pengetahuan setingkat mahasiswa apabila memegangi keyakinan yang radikal pasti sudah melalui proses mujadalah atau tukar pendapat yang cukup lama dan intens sehingga pada akhirnya mahasiswa tersebut dapat menerima paham radikal.

Persentuhan kalangan mahasiswa dengan radikalisme Islam tentu bukan sesuatu yang muncul sendiri di tengah-tengah kampus. Radikalisme itu muncul karena adanya proses komunikasi dengan jaringan-jaringan radikal di luar kampus. Dengan demikian, gerakan-gerakan radikal yang selama ini telah ada mencoba membuat metamorfosa dengan merekrut mahasiswa, sebagai kalangan terdidik. Dengan cara ini, kesan bahwa radikalisme hanya dipegangi oleh masyarakat awam kebanyakan menjadi luntur dengan sendirinya. Tulisan ini membahas pola rekrutmen terhadap mahasiswa oleh kalangan radikal dan bagaimana usaha mereka dalam menyebarkan radikalisme Islam di kampus. 

Namun pada akhir-akhir ini ada sebagian umat yang salah faham terhadap konsep ajaran agama islam seperti jihad, khilafah, hakimiyah, jahiliyah, ekstrimitas dan sebagainya. Kesalah fahaman tersebut sering di jadikan sandaran oleh kelompok-kelompok pelaku teror.

Contohnya yang terjadi pada kasus penyerangan bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, dan tidak hanya pada satu tempat melainkan ditempat yang berbeda. Berawal dari diserangnya markas besar kepolisian, hingga tiga tempat ibadah yaitu Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Khatolik Santa Maria Tak Bercela, dan Gereja Pentekosta Pusat Surabaya.

Peristiwa terkait terorisme yang meledakkan tiga gereja di Surabaya dalam waktu yang berdekatan dilatar belakangi karena terdesaknya ISIS.

Karena ditangkap pimpinan-pimpinan teroris yang ada di Indonesia. kemudian kelompok-kelompok ini mulai beraksi untuk melakukan pembalasan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadinya teror ini disebabkan oleh pemahaman ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran islam yang sesunggunya diajarkan dalam al-quran. Dimana dulu islam merupakan agama yang paling baik dan selalu mengajarkan pengikutnya untuk berbuat baik dalam aspek kehidupan. Namun karena banyak kejadian-kejadian yang tidak sesuai dengan ajaran islam yang sesungguhnya, agama islam menjadi terpojokkan dan dianggap sebagai agama penebar terror.

Ini terjadi karena adanya umat islam yang tidak bertanggungjawab dan tidak faham betul mengetahui ajaran islam secara baik dan benar. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim harus lebih pandai dalam menerima ajaran-ajaran islam. Dan juga kita harus pandai menialai apakah ajaran itu baik kita ikuti arau tidak,agar kita tidak terjerumus kedalam ajaran yang menyimpang dan tidak sesuai terhadap ajaran yang sesungguhnya. Sehingga kita harus senantiasa mengarahkan generasi-generasi penerus bangsa untuk tidak terpengaruh dengan adanya ajaran-ajaran radikalisme tersebut.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama