Menghitung Kadar Hemoglobin Dengan Metode Sahli

 MENGHITUNG KADAR HEMOGLOBIN


Oleh :

Akhdan Najla Malik Al’Abda,1708016013, Fisiologi Hewan, Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

 

 

Abstrak

  Banyak cara yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10-15%. Tujuan Praktikum kali ini adalah untuk menentukan kadar hemoglobin dengan metode sahli, yaitu Penentuan kadar Hb dengan kolorimetrik visual dengan menggunakan haemometer sahli.

 

A. Pendahuluan

Darah merupakan unsur di dalam tubuh manusia yang sangat penting dimana darah memiliki fungsi sebagai alat transportasi, salah satunya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Oksigen tersebut diikat oleh komponen darah untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui jantung yang berfungsi sebagai pemompa darah. Darah terdiri dari beberapa komponen yang diantaranya adalah eritrosit dimana eritrosit ini memberikan warna merah pada darah, dan didalam eritrosit terdapat hemoglobin yang mempengaruhi warna merah darah. Warna merah dari darah sangat dipengaruhi oleh hemoglobin saat mengikat oksigen yang disebut sebagai oksihemoglobin (HbO2). Dengan mengacu pada kepekatan warna darah maka, dapat dirancang sebuah alat untuk mengukur kadar hemoglobin dengan menggunakan sensor cahaya. Dan diolah secara digital oleh mikrokontroller. (Chairlain,2011)

Hemoglobn adalah suatu senyawa protein denga Fe yang disebut juga conjugated protein. Rangka Fe terdiri dari dua yaitu protoporphyrin dan globin (tetraphyrin). Hemoglobim adalaah molekul eritrosit dengan fungsi mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh hb. Fungsi angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Konsentrasi Hb untuk menentukan perkembangan penyakit. Invasif guna uji Hb, Sampling seorang pasien selanjutnya dilakukan atas kadar hemoglobin (Hoffard, 2012)

Dalam pengukuran hemoglobin darah pada beberapa organisasi medis, salah satunya Palang Merah Indonesia, sebagian menggunakan Hb Sahli dan sebagian besar menggunakan larutan yang disediakan di dalam gelas kimia. Dimana pengukuran menggunakan Hb Sahli seringkali membutuhkan darah yang cukup banyak dan membutuhkan waktu yang lama sehingga kondisi darah telah membeku. Sedangkan menggunakan larutan hanya untuk mengetahui normal tidaknya kadar hemoglobin seseorang dengan mengamati darah tersebut tenggelam atau melayang dalam larutan, tanpa adanya keterangan jelas. Dan juga alat pengukur kadar hemoglobin dengan menggunakan sensor dari oxymeter, namun pengunaannya terbatas. Sehingga dengan dibuatnya alat ini, cukup dibutuhkan satu tetes darah dan hasil dari pengukuran hemoglobin dapat langsung dilihat (transparan) serta dapat digunakan untuk semua golongan. (Arianda,Dedy.2015)

Kadar Hb ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah (Costill, 1998). Jumlah Hb dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Batas normal nilai Hb untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar Hb bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan  batas kadar Hb normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (Sofro, Abdul Salam M. 2012).

Penentuan kadar Hb dengan kolorimetrik visual seperti cara sahli, cara okshihemoglobin (HbO2), cara cyanmethemoglobin (HiCN) dan sodium lauryl sulfat (Hb SLS). ICSH menganjurkan cyanmethemoglobin. Satndar stabil pengukur jenis hemoglobin kecuali sulfhemoglobin. Sulfhemoglobin adalah kondisi langka dimanaatom sulfur mengoksidasi bagian heme di hemoglobin, membuat hemoglobin tidak mampu membawa oksigen dan membawa oksigen dan menyebabkan hemoglinopati. (Wirawan,. 2011).

B. Metode

 1. Alat

- Set haemometer sahli

- Mikrohematokrit

2. Bahan

- Darah manusia dewasa

- Alkohol 70 %

- HCL 0,1 N

- Akuades

3. Cara Kerja

Diisi kedalam tabung pengukur hemometer dengan HCN 0,1 N sampai angka 2, diambil darah dengan cara menghisapnya menggunakan pipet kapiler sampai pada garis, diisap darah yang tercecer pada ujung pipet dengan kertas saring, kemdian ditiupkan darah kedalam kedalam tabung pengukur yang telah diisi HCN 0,1N, dan dicampurkan larutan tersebut dengan cara menghisap dan meniup larutan darah dan HCL berulang kali dengan pipet kapiler tersebut. Dibiarkan selama 3 menit, kemudian diteteskan akuades dengan pipet air dan aduk sampai warna coklat/warna satndart,dibaca tinggi permukaan cairan dalam tabung pemgukur.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Pria dewasa A > 18 tahun : Hb kurang 4,5 g/dl

Pria dewasa B > 18 tahun : Hb normal 14 g/dl

Wanita dewasa > 18 tahun : Hb kurang 8 g/dl

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kadar hemoglobin manusia dewasa berumur 18 tahun berjenis kelamin 2 pria dan 1 wanita dengan penghitungan hb dengan metode sahli menghasilkan kadar hemoglobin darah yang berbeda beda pada tiap sampel. Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah. Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.

Pada percobaan ini digunakan larutan-larutan antara lain : larutan alkohol berfungsi untuk mensterilkan ujung jari probandus agar tidak terkontaminasi. Larutan HCl 0,1 N dimasukkan kedalam tabung reaksi haemometer, HCl berfungsi untuk merusak struktur protein dan asam amino jika diencerkan dengan aquades karena Hb terdiri dari protein globulin dan asam-asam amino. Fungsi aquades adalah untuk mengencerkan HCl 0,1 N yang bersifat asam sehingga kepekatannya berkurang.

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. (Sujud, 2015)

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Pria dewasa A memiliki kadar hemoglobin kurng dari 4,5 g/dl. Nilai ini sangat rendah karena kada hemoglobin manusia umumnya adalah antara 14-16 g/dl hal ini bukan berarti Pria dewasa A mengalaami anemia yang parah namun pada saat penghitungan kadar hemoglobin dalam langkah pengambilan darah menggunakan pipet kapiler darah tidak terukur sampai garis kapiler sehingga menyebabkan penghitungan yang tidak valid.

Pria dewasa B memiliki kadar hemoglobin 14 g/dl menunjukkan angka yang normal. Karena manusia yang sehat pada umumnya memiliki tingkat kadar hemoglobin antara 14-16 g/dl.

Wanita memiliki kadar hemoglobin 8 g/dl menunjukkan kadar hemoglobin yang tidak normal, yaitu dibawah angka kadar normal hemoglobin. Jika kadar Hb rendah dari batas normal, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: kondisi fisik seorang probandus (misalnya kurang istirahat dan makan tidak teratur), atau dapat juga karena penyakit anemia.

 

D. Kesimpulan

Metode sahli adalah metode yang digunakan untuk mengukur kadar  hemoglobin dalam darah,menggunakan larutan alkohol yang berfungsi untuk mensterilkan ujung jari probandus agar tidak terkontaminasi, HCl berfungsi untuk merusak struktur protein dan asam amino jika diencerkan dengan aquades karena. Fungsi aquades adalah untuk mengencerkan HCl 0,1 N yang bersifat asam sehingga kepekatannya berkurang.

 

E. Daftar Pustaka

Arianda,Dedy.2015.Buku Saku Analisis Kesehaan. Bekasi: Analisis Muslim Publishing.

Chairlain,2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan.Jakarta:EGC

Sofro, Abdul Salam M. 2012. Darah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sujud, 2015. Perbedaan Jumlah Trombosit Darah EDTA yang segera Diperiksa dan Penundaan Selama 1 Jam di Laboratorium RSJ Grhasia Yogyakarta. Yogyakarta: Kemenkes.

Wirawan, Riyadi. 2011. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta: UI

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran

 


 

 

 

 

 

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama